Manado, 15/10 (AntaraSulut) - Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mengekspor dua komoditas yakni tepung kelapa dan biji pala ke Amerika Serikat pada akhir September 2014.

"Tepung kelapa yang diekspor ke Amerika Serikat sebanyak 51 ton dengan sumbangan devisa sebesar 127.265 dolar AS," kata Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut, Darwin Muksin, di Manado, Rabu.

Untuk biji pala, katanya, sebanyak 14,8 ton dengan sumbangan devisa bagi negara sebesar 151.700 dolar AS.

Kegiatan ekspor ke negara maju tersebut, katanya, menandakan bahwa produk ekspor Sulut sudah diakui pasar internasional, sehingga tidak perlu ragu lagi dalam mempromosikannya.

"Buyers atau pembeli dari Amerika Serikat, lebih memperkuat produk kita di mata dunia," jelasnya.

Produk turunan kelapa dan biji pala, asal Sulut sangat diminati pasar luar yang rata-rata setiap bulan diekspor lebih dari 20 negara di dunia.

Selain negara-negara bagian di Asia, juga diekspor ke Eropa, Amerika, dan Afrika, karena permintaan yang cukup tinggi.

Negara tujuan ekspor tepung kelapa (desiccated coconut) asal Sulut memang sangat beragam.

Dalam beberapa tahun ke depan, tepung kelapa menjadi salah satu andalan ekspor Sulut dari puluhan produk turunan kelapa. Bahkan saat ini, nilai ekspor tepung kelapa menempati urutan keempat dari berbagai produk turunan kelapa, setelah minyak kelapa kasar (crude coconut oil) penyumbang terbesar nilai ekspor Sulut, disusul minyak goreng kelapa, dan bungkil kopra.

Tepung kelapa yang biasa diminta pasar dunia ini, terutama untuk kategori tepung kelapa halus dan tepung kelapa agak kasar (medium).

Harapan itu mampu dipenuhi oleh perusahaan daerah ini. Ada tujuh perusahaan di Sulut yang saat ini mengolah buah kelapa segar tersebut menjadi tepung kelapa.

Perusahaan di Sulut yang mengolah tepung kelapa berada di Kabupaten Minahasa Selatan, Minahasa Utara dan Kota Kotamobagu.

Begitu pula dengan biji pala yang paling banyak di produksi di Kabupaten Kepulauan Siau, Tagulandang dan Biaro (Sitaro).***2***




Pewarta : Oleh Nancy Lynda Tigauw
Editor :
Copyright © ANTARA 2024