Manado,  (ANTARA Sulut) - Pemerintah Kabupaten Talaud mempromosikan potensi ekonomis pisang abaka dalam pameran pembangunan di Manado, Sulawesi Utara.

"Pisang abaka menjadi salah satu primadona potensi ekonomi dari Kabupaten Talaud, karena sudah diekspor sampai tiga negara," kata Kepala Bagian Pemberdayaan Produksi Unggulan (PPU) Kabupaten Talaud Lenny Pulu di Manado, Rabu.

Ia menyebutkan tiga negara yang menjadi tujuan ekspor pisang abaka, adalah Amerika, Equador, dan Filipina.

Mereka memanfaatkan serat tanaman tersebut sebagai bahan baku kertas yang akan dicetak sebagai uang kertas.

"Demikian juga di Indonesia, sudah mulai melirik pisang tersebut karena mutunya yang bagus," kata Lenny.

Menurut dia, pisang abaka dari Talaud sebagai yang terbaik kualitasnya di seluruh Indonesia, bahkan dunia.

Apalagi, katanya, jika pisang itu dipanen pertama kali dalam usia yang tepat, yakni 1,5 tahun.

Pemkab Talaud terus mendorong masyarakat untuk menanam pohon pisang abaka karena keuntungannya besar.

"Dihargai Rp8.000 per kilogram dan hal tersebut akan baik untuk meningkatkan kesejahteraan warga," katanya.

Ia menjelaskan budi daya pisang abaka tidak sulit, antara lain cukup ditanam di halaman akan langsung muncul tunasnya untuk kemudian tumbuh mencapai ketinggian sekitar 5-7 meter.

Ia mengatakan wilayah yang menjadi lokasi pengembangan pisang abaka, adalah Kecamatan Esang, Esang Selatan, Rainis, Tampanama, dan Kabaruan.

Lenny menyebutkan di Kecamatan Esang ada 17 ribu pohon yang ditanam, Esang Selatan 13 ribu pohon, Rainis 6.600 pohon, Tampanama 4.000 pohon, dan Kabaruan 3.000 pohon.

Ia mengharapkan budi daya pisang abaka bisa menjadi salah satu penopang utama perekonomian Talaud.

"Yang akan membawa kemajuan sekaligus menyejahterakan masyarakatnya," katanya.
(gunturbilulu/@antarasulut.com)

Pewarta : Oleh Joyce Bukarakombang
Editor :
Copyright © ANTARA 2024