Manado, 22/9 (AntaraSulut) - Bank Indonesia (BI) meminta petani cengkih di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) gemar menabung sehingga saat ada kebutuhan mendadak sekalipun tetap dapat memenuhinya.

"Saat ini, di Sulut sementara panen cengkih, diharapkan petani bisa memanfaatkan peluang ini, untuk lebih banyak menabung," kata Kepala BI Perwakilan Sulut Luctor Tapiheru di Manado, Senin.

Luctor mengatakan, makin banyak petani dan masyarakat Sulut yang menabung, maka pertumbuhan ekonomi di daerah ini akan semakin berkualitas.

"Alangkah baiknya menabung, ketimbang menjadi konsumtif," kata Luctor.

Memang, kata Luctor, sampai saat ini pertumbuhan ekonomi di Sulut belum merata, dan hanya dirasakan masyarakat di perkotaan serta beberapa kabupaten lainnya.

Dengan makin banyak masyarakat terlebih khusus petani yang menabung, kata Luctor, maka jumlah uang beredar semakin sedikit. Uang tunai yang beredar di masyarakat saat ini dinilai terlalu banyak, sehingga dapat mengakibatkan inflasi.

Pihaknya pun terus meminta perbankan memaksimalkan infrastruktur uang elektronik, agar semakin banyak penggunanya.

Cara itu dipercaya efektif menarik uang yang beredar di masyarakat, tanpa mengurangi daya belinya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulut Olvie Atteng mengatakan saat ini harga cengkih berada dikisaran Rp132.500 per kilogram, mengalami kenaikan tipis jika dibandingkan pekan sebelumnya hanya Rp131.000 per kilogram.

"Ada kemungkinan harga bisa naik lagi, jika petani bisa memanfaatkan panen cengkih ini, dengan menabung dan tidak langsung dibelanjakan," kata Olvie.

Olvie mengatakan, petani harus pandai melihat peluang pasar, sehingga harga tersebut berpihak ke petani.

"Kami terus melakukan pemantauan harga kebutuhan pokok bahkan sejumlah komoditas unggulan lainnya, sehingga setiap pergerakan harga terus terpantau dengan dengan baik," jelasnya.***2***




Pewarta : Oleh Nancy Lynda Tigauw
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024