Manado,  (ANTARA Sulut) - Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) harus mampu berkomitmen untuk memastikan kesiapan diri menuju pembentukan komunitas Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015, baik dalam pilar politik dan keamanan, ekonomi, maupun sosial-budaya.

Gubernur Sulut DR Sinyo Harry Sarundajang mengatakan hal itu ketika memimpin upacara puncak peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Provinsi Sulut ke-50 atau `Tahun Emas` di halaman Kantor Gubernur, Manado, Selasa.

Peserta upacara tersebut terdiri dari unsur Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintahan provinsi (Pemprov) Sulut, TNI, Polri, dihadiri, antara lain, Wakil Gubernur Sulut DR Djouhari Kansil, pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Sulut, Forkominda Sulut, Bupati/Wali Kota se Sulut dan para pejabat serta undangan.

Mengingat semakin dekatnya pembentukan komunitas MEA 2015, kata Gubernur Sarundajang, perlu dilakukan sosialisasi kepada seluruh rakyat Sulut agar siap dan memahami segala peluang dan tantangan yang ada, serta dapat meraih sebanyak mungkin manfaat dari komunitas Asean berjumlah 629.2 juta jiwa.

Karena itu, upaya membangun interkoneksitas antardaerah di Pulau Sulawesi secara massif harus terus dilakukan, untuk menjadikan Pulau Sulawesi sebagai salah satu pintu gerbang Indonesia di Kawasan Asia Pasifik.

Langkah strategisnya dengan menyusun road-map pembangunan berbasis geostrategi; mengembangkan sistem wilayah pembangunan ekonomi bersinergi dan terintegrasi; membangun pusat-pusat pertumbuhan ekonomi kawasan dan pintu-pintu baru (sebagai feeder) bagi kegiatan ekonomi dan perdagangan yang saling interkoneksi di Kawasan Timur Indonesia dan Kawasan Barat Indonesia.

Provinsi Sulut sebagai bagian dari Koridor Ekonomi Sulawesi terus berbenah, dengan berupaya mengembangkan ketersediaan infrastruktur transportasi, Pembangunan Jalan Tol Manado-Bitung, Pelebaran Jalan Manado-Tomohon, Ring Road Satu, Dua Dan Tiga, Boulevard Satu dan Dua, Jembatan Soekarno.

Bandara Udara Sam Ratulangi yang Representatif, Bitung Internasional Hub Port Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung, termasuk pula pengembangan sarana prasarana olah raga, kesenian, dan kesehatan.

Meningkatkan angka kunjungan wisatawan mancanegara, serta mendorong pertumbuhan ekonomi diatas delapan persen per tahun.

Menurunkan angka kemiskinan hingga mencapai angka ideal di bawah 5 persen, dengan membuka lapangan kerja baru dan memfasilitasi pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah melalui kemudahan perijinan; memaksimalkan produksi pertanian, meminimalkan lahan-lahan tidur, mendorong ekstensifikasi dan intensifikasi pertanian.

Mengoptimalkan produktivitas sejumlah komoditi utama, menjaga harga komoditi strategis dengan mendorong peran maksimal dari petani dan nelayan setempat, mendorong fasilitas kredit perbankan, dan pertumbuhan volume, serta nilai ekspor non-migas.

Merevitalisasi kawasan perbatasan sebagai garda terdepan NKRI, meningkatkan mutu SDM, infrastruktur, fungsi perdagangan langsung dengan Filipina, serta peningkatan fungsi warga selaku penjaga perbatasan yang handal.

Mengembangkan dan memantapkan pembangunan berwawasan lingkungan serta mendorong semakin berperannya lembaga-lembaga agama dalam rangka memelihara kerukunan beragama, antarumat beragama, serta semakin menumbuhkan kualitas hidup umat beragama dan hidup bermasyarakat, kata Gubernur Sarundajang.

Upacara tersebut dimeriahkan dengan atraksi terjun payung sejumlah atlet penerjun dari Fasida Sulut 5 orang, Paskhas TNI AU 15 orang dan Fasida DKI Jakarta, Jabar dan Fasida Jatim 10 orang, mendarat tepat di lapangan upacara.

Juga disuguhkan atraksi empat pesawat tempur Shukoi TNI-AU melakukan atraksi fly pass dan terbang formasi di atas Kantor Gubernur Sulut, serta Parade Kawanua Sedunia (KSD) dengan membawa bendera masing-masing negara tempat tinggal.
(gunturbilulu@antarasulut.com)

Pewarta : Oleh Jootje Kumajas
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024