Manado, 10/9 (AntaraSulut) - Kepala Kantor Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulut, Luctor Tapiheru mengatakan kredit sektor pertanian di Provinsi Sulut pada Juli 2014 mengalami pertumbuhan sebesar 8,30 persen jika dibandingkan dengan posisi yang sama tahun sebelumnya.

"Penyaluran kredit ke sektor pertanian di bulan Juli 2014 mengalami pertumbuhan sebesar 8,30 persen jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu dari Rp428,27 miliar menjadi Rp463,82 miliar," kata Luctor Tapiheru, di Manado, Rabu.

Namun, jika dibandingkan dengan bulan Juni 2014 ada sedikit perlambatan yakni sebesar 4,19 persen dari Rp484,08 miliar menjadi Rp463,82 miliar.

"Meskipun secara MtoM mengalami penurunan tipis namun, pembiayaan di sektor ini, masih perlu didorong lagi karena dari total penyaluran kredit oleh perbankan di Sulut pangsanya hanya sekitar 1,90 persen," kata Luctor.

Namun, kata Luctor, dalam penyaluran kredit perbankan harus penuh dengan kehati-hatian karena rasio Non Performing Loan (NPL) atau kredit bermasalah di sektor pertanian cukup tinggi yakni sebesar 6,25 persen.

"NPL sebesar itu sudah lebih tinggi sedikit beberapa poin dari ketentuan BI yang hanya lima persen," jelasnya.

NPL tersebut, katanya, sebanyak Rp29,00 miliar atau naik 58,51 persen jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya hanya Rp18,29 miliar.

Pertanian merupakan sektor yang menjadi fokus pengembangan daerah dalam basis industri.

"Jadi untuk mendorong pertanian dalam pembangunan daerah, perlu dukungan perbankan lewat pembiayaan, sehingga sektor tersebut akan bergerak lebih cepat," jelasnya.

Ini juga imbasnya ke roda ekonomi yang akan melaju lebih kencang dan perbankan pun bakal menikmati itu karena meningkatnya perputaran uang seiring dengan peningkatan pendapatan petani," katanya.

Selain itu, BI juga meminta pemerintah daerah untuk mengintensifkan penelitian komoditas unggulan agar mampu menarik perbankan untuk menyalurkan pembiayaan, katanya.***2***



Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024