Manado, 16/8 (AntaraSulut) - Provinsi Sulawesi Utara berhasil mengekspor sebanyak 154,58 ton sabut kelapa ke Tiongkok pada pekan pertama bulan Agustus 2014, demikian data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan setempat.
"Sabut kelapa yang diekspor ke Tiongkok sebanyak 154,58 ton itu memberikan sumbangan devisa sebesar 41.308 dolar Amerika Serikat (AS)," kata Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara T Hasudungan Siregar di Manado, Sabtu.
Hasudungan mengatakan dari produk serat sabut kelapa akan menghasilkan aneka macam produk derivatif yang banyak manfaatnya, termasuk berupa pupuk organik bahkan dibuat jok mobil.
Bahan baku sabut kelapa melimpah di Sulut, namun tidak dimanfaatkan dan hanya dibiarkan begitu saja, ternyata memiliki nilai jual yang tinggi, karena terus dioptimalkan.
"Dulu sabut kelapa hanya dibuang sekarang banyak perusahaan yang beli, mudah-mudahan ekspor sabut kelapa memberi kemajuan ekonomi daerah," katanya.
Sabut merupakan bagian mesokarp (selimut) kelapa, berupa serat-serat kasar. Sabut biasanya menjadi limbah yang hanya ditumpuk di bawah tanaman kelapa lalu dibiarkan membusuk atau kering. Pemanfaatannya paling banyak hanyalah untuk kayu bakar," jelasnya.
Secara tradisional, masyarakat telah mengolah sabut untuk dijadikan tali dan dianyam menjadi keset, padahal sabut masih memiliki nilai ekonomis cukup baik.
Pemerintah harap, petani dan pengekspor di Sulut akan memanfaatkan peluang ini. Dan selaku aparat kami akan terus memfasilitasi dan memberikan berbagai kemudahan pada eksportir Sulut. ***2***
"Sabut kelapa yang diekspor ke Tiongkok sebanyak 154,58 ton itu memberikan sumbangan devisa sebesar 41.308 dolar Amerika Serikat (AS)," kata Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara T Hasudungan Siregar di Manado, Sabtu.
Hasudungan mengatakan dari produk serat sabut kelapa akan menghasilkan aneka macam produk derivatif yang banyak manfaatnya, termasuk berupa pupuk organik bahkan dibuat jok mobil.
Bahan baku sabut kelapa melimpah di Sulut, namun tidak dimanfaatkan dan hanya dibiarkan begitu saja, ternyata memiliki nilai jual yang tinggi, karena terus dioptimalkan.
"Dulu sabut kelapa hanya dibuang sekarang banyak perusahaan yang beli, mudah-mudahan ekspor sabut kelapa memberi kemajuan ekonomi daerah," katanya.
Sabut merupakan bagian mesokarp (selimut) kelapa, berupa serat-serat kasar. Sabut biasanya menjadi limbah yang hanya ditumpuk di bawah tanaman kelapa lalu dibiarkan membusuk atau kering. Pemanfaatannya paling banyak hanyalah untuk kayu bakar," jelasnya.
Secara tradisional, masyarakat telah mengolah sabut untuk dijadikan tali dan dianyam menjadi keset, padahal sabut masih memiliki nilai ekonomis cukup baik.
Pemerintah harap, petani dan pengekspor di Sulut akan memanfaatkan peluang ini. Dan selaku aparat kami akan terus memfasilitasi dan memberikan berbagai kemudahan pada eksportir Sulut. ***2***