Manado, 31/7 (AntaraSulut) - Perum Bulog Divre Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) masih kesulitan menyerap beras petani lokal.

"Hingga saat ini, Bulog Sulut baru mampu menyerap beras lokal sebanyak 9.500 ton dari yang ditargetkan 35.000 ton," kata Kepala Perum Bulog Divre Sulut Yayan Suparyan di Manado, Kamis.

Serapan beras lokal tersebut, katanya, tersebar di Provinsi Gorontalo, Kabupaten Bolaang Mongondouw dan Kabupaten Minahasa.

"Sulit membeli beras petani lokal diakibatkan karena sebagian besar daerah sentra produksi padi mengalami gagal panen karena anomali cuaca," katanya.

Yayan mengatakan, kondisi ini bukan hanya terjadi di Sulut namun hampir di seluruh provinsi yang ada di Indonesia.

Dan juga, katanya, masih tingginya harga jual para petani padi. Sehingga harga beli Bulog masih di bawah.

"Kami memang ada program pembelian beras lokal dengan standar harga sampai ke gudang Bulog maksimal Rp6.600 per Kg. Namun kami masih sulit untuk menyerap beras-beras itu karena harganya masih di atas standar Bulog," katanya.

Saat ini, stok beras Bulog Sulut masih cukup karena diperkuat dengan pemasukan beras nasional dari sejumlah daerah di tanah air. Artinya, masyarakat tidak perlu khawatir dengan stok beras yang ada.

"Walapun penyerapan beras petani lokal masih minim, tapi stok masih cukup. Penambahan selalu dilakukan dan disesuaikan dengan stok yang ada di gudang kami," jelasnya.

Ketahanan stok beras di Sulut masih bertahan hingga tujuh bulan ke depan atau hingga Februari 2015.

Ketersediaan beras tersebut mencukupi kebutuhan selama beberapa bulan ke depan. Sebab, Bulog juga melakukan pendistribusian program beras miskin (raskin) yang merupakan program nasional. Setiap bulannya realisasi raskin berjalan sesuai harapan.***2***



Pewarta :
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024