Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore, melemah di tengah aksi protes massal yang terjadi di Tiongkok.
Rupiah ditutup melemah 49 poin atau 0,32 persen ke posisi Rp15.722 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.673 per dolar AS.
"Sentimen naiknya dolar AS dipicu oleh aksi protes di Tiongkok, terkait kebijakan anti korona yang selama ini diterapkan pemerintah Tiongkok," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Senin.
Peningkatan kasus baru wabah korona yang berkelanjutan, menyebabkan lockdown di banyak kota-kota besar Tiongkok dan saat ini menyebabkan aksi protes di jalan karena terus terhambatnya upaya pemulihan ekonomi di negara tersebut.
Tiongkok melaporkan kasus harian COVID-19 yang tertinggi sepanjang masa, dengan hampir 40.000 penularan baru pada Sabtu (27/11). Tiongkok telah menggunakan kebijakan ketat untuk membatasi penyebaran virus tetapi hasilnya sejauh ini belum positif.
Sebaliknya, kebakaran mematikan di sebuah gedung diduga terkait dengan tindakan karantina ketat yang disebabkan virus dan mengakibatkan protes massal di Beijing dan Shanghai.
Sementara itu, notula rapat bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) menunjukkan bahwa beberapa anggota bank sentral merasa tepat untuk memperlambat laju kenaikan suku bunga guna mengukur dampak ekonomi dari kenaikan suku bunga yang tajam tahun ini.
Tetapi suku bunga AS masih pada level yang terakhir terlihat selama krisis keuangan 2008 dan diperkirakan akan mencapai puncaknya pada level yang jauh lebih tinggi.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp15.693 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp15.693 per dolar AS hingga Rp15.736 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin melemah ke posisi Rp15.729 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp15.668 per dolar AS.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rupiah Senin melemah ke Rp15.722 di tengah aksi protes di Tiongkok
Rupiah ditutup melemah 49 poin atau 0,32 persen ke posisi Rp15.722 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.673 per dolar AS.
"Sentimen naiknya dolar AS dipicu oleh aksi protes di Tiongkok, terkait kebijakan anti korona yang selama ini diterapkan pemerintah Tiongkok," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Senin.
Peningkatan kasus baru wabah korona yang berkelanjutan, menyebabkan lockdown di banyak kota-kota besar Tiongkok dan saat ini menyebabkan aksi protes di jalan karena terus terhambatnya upaya pemulihan ekonomi di negara tersebut.
Tiongkok melaporkan kasus harian COVID-19 yang tertinggi sepanjang masa, dengan hampir 40.000 penularan baru pada Sabtu (27/11). Tiongkok telah menggunakan kebijakan ketat untuk membatasi penyebaran virus tetapi hasilnya sejauh ini belum positif.
Sebaliknya, kebakaran mematikan di sebuah gedung diduga terkait dengan tindakan karantina ketat yang disebabkan virus dan mengakibatkan protes massal di Beijing dan Shanghai.
Sementara itu, notula rapat bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) menunjukkan bahwa beberapa anggota bank sentral merasa tepat untuk memperlambat laju kenaikan suku bunga guna mengukur dampak ekonomi dari kenaikan suku bunga yang tajam tahun ini.
Tetapi suku bunga AS masih pada level yang terakhir terlihat selama krisis keuangan 2008 dan diperkirakan akan mencapai puncaknya pada level yang jauh lebih tinggi.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp15.693 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp15.693 per dolar AS hingga Rp15.736 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin melemah ke posisi Rp15.729 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp15.668 per dolar AS.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rupiah Senin melemah ke Rp15.722 di tengah aksi protes di Tiongkok