Manado, 27/6 (AntaraSulut) - Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulawesi Utara (Sulut) Luctor Tapiheru mengatakan penyaluran kredit program keuangan inklusif di daerah tersebut sudah mencapai Rp1,7 miliar.

"Program keuangan inklusif tersebut dengan keterlibatan lembaga keagamaan dan bank penyalurnya baru Bank Sulut," kata Luctor di Manado, Jumat.

Penyaluran sebesar Rp1,7 miliar tersebut sejak Mei 2013 dan sampai saat ini telah diberikan kepada hampir 100 debitur.

Saat ini, kata Luctor masih terdapat sekitar 200 calon debitur dari berbagai lembaga keagamaan yang tengah diproses permohonan kreditnya dengan nilai kredit mencapai angka Rp2 miliar.

"Peran lembaga keagamaan dalam pengembangan UMKM sudah terbukti sangat efektif dalam meningkatkan akses keuangan di masing-masing agama," jelas Luctor.

Hal ini terlihat jelas, katanya, dimana melalui program keuangan inklusif tersebut, berhasil mengakselerasi penyaluran kredit kepada sektor UMKM, yang dalam kurun waktu satu tahun realisasinya terus tumbuh.

Luctor mengatakan program financial inclusion atau keuangan inklusif dan pengembangan UMKM ini, merupakan point sentral bagi pemberdayaan ekonomi dan UMKM di Provinsi Sulut, termasuk di dalamnya Kota Manado.

Lembaga keagamaan memiliki peranan penting dalam inklusi keuangan di Indonesia. Bank Indonesia (BI) menilai lembaga keagamaan dapat berperan sebagai penghubung antara lembaga keuangan dan nasabah. Hal itu disebabkan lembaga keagamaan mengenal baik perilaku dan karakter jemaahnya sehingga resiko pada lembaga keuangan dapat berkurang.

Skema pemberian kredit melalui lembaga agama, kata Luctor bersifat win-win solution. Karena dalam skema tersebut, lembaga keuangan, lembaga keagamaan dan nasabah dinilai memperoleh keuntungan. Keuntungan yang didapat oleh lembaga keagamaan adalah memperoleh jamaah yang semakin berdaya ekonomi dan kesejahteraan yang meningkat.

Selain itu, lembaga keagamaan dapat berperan sebagai penjamin dalam penyaluran kredit perbankan pada nasabahnya.

"Dengan kerja sama lembaga agama akan membuat resiko kredit bagi perbankan lebih terukur dan diharapkan kualitas pinjaman yang diperoleh terjaga," katanya. ***2***



Pewarta :
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024