Manado (ANTARA) - Wakil Gubernur Sulawesi Utara Steven Kandouw mengajak Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Sulut bersinergi dengan pemerintah dalam mengurangi angka kemiskinan dan mengendalikan inflasi.
"Gubernur sangat gencar memerangi kemiskinan di daerah ini, termasuk berupaya mengantisipasi inflasi yang tahun depan akan mengancam dunia, mengancam Indonesia, termasuk kita di Sulut," kata dia di Manado, Kamis.
Oleh karena itu, katanya, Baznas Sulut harus menjadi garda terdepan dalam mengatasi dua hal tersebut.
"Kalau boleh ada skala pengukurannya, data empiriknya, Baznas bisa mengukur keberhasilan daerah-daerah yang ada kantong kemiskinan, Baznas yang antara lain kunjungi," ujarnya.
Konsep penanganan kemiskinan dan pengendalian inflasi, menurut Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014 tersebut, adalah pentahelix, yang mengakomodasi para pemangku kepentingan terkait.
"Pemerintah, pelaku-pelaku ekonomi, media, masyarakat dan tokoh-tokoh agama masuk dalam konsep Baznas ini. Jadi Baznas tinggal identifikasi saja mana yang akan jadi prioritas program Baznas Sulut," ujarnya.
Donasi yang akan diberikan Baznas tersebut, kata dia, tak perlu menganut pola pemerataan.
"Kalau bagi rata, ini ibarat garam yang ditabur di laut. Tapi bersyukur di tangan kepemimpinan Baznas Sulut saat ini zakatnya terus meningkat dibanding tahun sebelumnya," katanya.
Ia juga mengemukakan pentingnya akuntabilitas dalam pengelolaan zakat.
"Paling penting adalah akuntabel. Pemanfaatan jelas, peruntukannya jelas, sementara output dan outcome-nya terukur. Akuntabel tidak bisa ditawar-tawar supaya semua kita percaya," ujarnya.
"Gubernur sangat gencar memerangi kemiskinan di daerah ini, termasuk berupaya mengantisipasi inflasi yang tahun depan akan mengancam dunia, mengancam Indonesia, termasuk kita di Sulut," kata dia di Manado, Kamis.
Oleh karena itu, katanya, Baznas Sulut harus menjadi garda terdepan dalam mengatasi dua hal tersebut.
"Kalau boleh ada skala pengukurannya, data empiriknya, Baznas bisa mengukur keberhasilan daerah-daerah yang ada kantong kemiskinan, Baznas yang antara lain kunjungi," ujarnya.
Konsep penanganan kemiskinan dan pengendalian inflasi, menurut Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014 tersebut, adalah pentahelix, yang mengakomodasi para pemangku kepentingan terkait.
"Pemerintah, pelaku-pelaku ekonomi, media, masyarakat dan tokoh-tokoh agama masuk dalam konsep Baznas ini. Jadi Baznas tinggal identifikasi saja mana yang akan jadi prioritas program Baznas Sulut," ujarnya.
Donasi yang akan diberikan Baznas tersebut, kata dia, tak perlu menganut pola pemerataan.
"Kalau bagi rata, ini ibarat garam yang ditabur di laut. Tapi bersyukur di tangan kepemimpinan Baznas Sulut saat ini zakatnya terus meningkat dibanding tahun sebelumnya," katanya.
Ia juga mengemukakan pentingnya akuntabilitas dalam pengelolaan zakat.
"Paling penting adalah akuntabel. Pemanfaatan jelas, peruntukannya jelas, sementara output dan outcome-nya terukur. Akuntabel tidak bisa ditawar-tawar supaya semua kita percaya," ujarnya.