Manado, 14/6 (AntaraSulut) - Ketua Pemuda Sinode Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) Toar Pangkey mengatakan masyarakat agar melaporkan pelaku politik uang dalam pemilihan presiden (pilpres) 9 Juli 2014.

"Masa kampanye pemilu presiden sudah dimulai. Kita masih berhadapan dengan ancaman politik uang. Jika kita biarkan, pemilu tidak lagi menjadi momentum demokrasi, tapi hanya sekadar ritual pesta riuh meriah lima tahunan," kata Toar di Manado, Sabtu.

Politik uang mampu menggagalkan upaya mewujudkan pemilu bersih dan berintegritas dan akan menyulap pemilu menjadi kotor, curang, dan penuh penyalahgunaan kuasa.

"Kita sebagai warga bangsa dapat menghadang, mencegah, dan melawan politik uang dan harus memberanikan diri jujur tolak uangnya, ungkap pelakunya," kata Toar.

Toar menghimbau warga GMIM khususnya pemuda untuk �mendoakan proses pemilihan presiden ini dapat berjalan dengan baik, aman dan lancar.

"Jangan sampai bermusuhan hanya karena beda pilihan, tetap jaga kebersamaan dan keamanan, jauhkan diri dari black campaign dan jangan termakan isu yang tidak diketahui kebenarannya," kata Toar.

Mari gunakan hak pilih dan pilih pemimpin yang takut Tuhan serta mengutamakan kepentingan rakyat banyak, himbaunya.

Pemilu, kata Toar bukanlah sekadar �pesta demokrasi� yang sering digembar-gemborkan, lebih dalam dari itu, pemilu adalah momentum rakyat menentukan nasibnya sendiri dan nasib pemerintahan selama lima tahun mendatang.

Pemilu yang bersih dari kecurangan dan benar-benar mengantarkan amanah segenap warga bangsa merupakan dambaan kita semua.

Pilpres 9 Juli 2014 diikuti oleh pasang kandidat Presiden dan Wakil Presiden yaitu Jokowi-Jusuf Kalla yang didukung oleh lima partai yakni PDI Perjuangan, Partai Nasdem, PKB, Hanura dan PKPI sedangkan Prabowo-Hatta didukung oleh enam partai yaitu Gerindra, PAN, PPP, Golkar, PKS dan PBB.***1***


Pewarta :
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024