Manado (ANTARA) - Akademisi Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Prof Dr Jefrey Kindangen mengatakan, menjaga keseimbangan lingkungan bisa mencegah terjadinya urban heat island (UHI) di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
"Pada intinya untuk menjaga perkotaan dan lingkungan tetap baik, tanam pohon untuk menjaga keseimbangan kota, hal ini strategi paling praktis dan murah," kata Jefrey, di Manado, Rabu.
Jefrey mengatakan memang benar perlu menjaga keseimbangan lingkungan dengan luasan ruang terbuka hijau (RTH) yang memadai.
"Gunakan material ramah lingkungan, jangan semuanya diaspal atau dibeton, gunakan material dengan albedo tinggi yang bisa kurangi polusi udara, hal ini juga untuk mencegah UHI," kata Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Unsrat yang satu ini.
Dia menjelaskan, prinsipnya sesuai dengan bangunan hijau, telah ada permen PU yang mengaturnya, adanya "greenship rating" oleh Konsil Bangunan Hijau Indonesia (GBCI).
Jefrey yang juga sebagai Greenship Professional (GP), ada enam kategori secara garis besar peduli pada tapak dan lingkungan, pemanfaatan air dan konservasi, konservasi energi, material dan limbah, indoor air quality, sampai comissioning. Ini berlaku untuk bangunan eksisting, baru, interior dan kawasan.
"UHI keadaan dimana terjadinya pulau panas di perkotaan, kita bisa bandingkan lokasi yang banyak hijauan dengan yang bangunan, jalan dan polusi," kata Jefrey yang sebagai dosen Fakultas Teknik Arsitektur Unsrat.
Dikhawatirkan jika tidak ada upaya pencegahan perubahan iklim maka suhu akan naik dan mengganggu kehidupan manusia.
Untuk itu, katanya, Manado punya potensi terjadi UHI perlu mematuhi aturan seperti RTH sebesar 30 persen dan tindakan pencegahan.
"Pada intinya untuk menjaga perkotaan dan lingkungan tetap baik, tanam pohon untuk menjaga keseimbangan kota, hal ini strategi paling praktis dan murah," kata Jefrey, di Manado, Rabu.
Jefrey mengatakan memang benar perlu menjaga keseimbangan lingkungan dengan luasan ruang terbuka hijau (RTH) yang memadai.
"Gunakan material ramah lingkungan, jangan semuanya diaspal atau dibeton, gunakan material dengan albedo tinggi yang bisa kurangi polusi udara, hal ini juga untuk mencegah UHI," kata Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Unsrat yang satu ini.
Dia menjelaskan, prinsipnya sesuai dengan bangunan hijau, telah ada permen PU yang mengaturnya, adanya "greenship rating" oleh Konsil Bangunan Hijau Indonesia (GBCI).
Jefrey yang juga sebagai Greenship Professional (GP), ada enam kategori secara garis besar peduli pada tapak dan lingkungan, pemanfaatan air dan konservasi, konservasi energi, material dan limbah, indoor air quality, sampai comissioning. Ini berlaku untuk bangunan eksisting, baru, interior dan kawasan.
"UHI keadaan dimana terjadinya pulau panas di perkotaan, kita bisa bandingkan lokasi yang banyak hijauan dengan yang bangunan, jalan dan polusi," kata Jefrey yang sebagai dosen Fakultas Teknik Arsitektur Unsrat.
Dikhawatirkan jika tidak ada upaya pencegahan perubahan iklim maka suhu akan naik dan mengganggu kehidupan manusia.
Untuk itu, katanya, Manado punya potensi terjadi UHI perlu mematuhi aturan seperti RTH sebesar 30 persen dan tindakan pencegahan.