Manado (ANTARA) - Pemerintah melakukan ribuan vaksinasi hewan peliharaan secara gratis guna mencegah dan mengendalikan penyakit rabies, di Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).

Asisten I Pemerintah Kota (Pemkot) Manado Heri Santoso, di Manado, Rabu, mengatakan Hari Rabies Sedunia, atau World Rabies Day merupakan sebuah kampanye global yang diselenggarakan setiap tahun pada tanggal 28 September.

"Peringatan Hari Rabies Sedunia dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pencegahan dan pengendalian penyakit rabies," kata Heri.

Dengan mengangkat tema "One Health, Zero Death", kemeriahan Hari Rabies Sedunia disambut antusiasme tinggi oleh Pemerintah Kota Manado dan turut dirasakan pula oleh seluruh masyarakat khususnya para pecinta hewan kesayangan.

Mulai dari pemberian 1000 dosis vaksin, katanya, pengobatan hingga konsultasi hewan seluruhnya diselenggarakan secara gratis tanpa dipungut biaya apapun.

Kegiatan ini berjalan sukses dan lancar berkat sinergi dari Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Sulawesi Utara (Sulut), Karantina Pertanian Manado, Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi, instansi terkait lainnya serta Pemerintah Kota Manado hingga komunitas pecinta hewan kesayangan.

"Saya berharap ke depan dapat menjadi perhatian masyarakat akan pentingnya kesadaran dalam meningkatkan pencegahan penyakit rabies pada hewan peliharaan," ungkap Heri.

Kepala Karantina Pertanian Donni Muksydayan mengatakan, kegiatan ini merupakan upaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan hewan peliharaan, khususnya untuk mencegah kasus penularan rabies.

“Vaksinasi rabies ini harus rutin dilakukan setahun sekali. Selain bertujuan untuk memastikan hewan peliharaan kita tetap sehat, vaksin ini juga tentu bisa menekan angka penularan penyakit rabies dari hewan ke manusia,” kata Donni.

Tercatat sebanyak 231 ekor dengan jumlah anjing sebanyak 157 ekor dan kucing sebanyak 74 ekor. Seluruh hewan tersebut dinyatakan sehat dan telah dilakukan pemberian vaksin maupun pengobatan secara gratis. Hal ini tentu merupakan langkah yang baik dalam pencegahan rabies.

Ketua PDHI Sulut Hanna O Tioho mengatakan penanganan penyakit rabies harus berkolaborasi dari berbagai pihak, baik dari para pemangku kepentingan, peran jajaran kesehatan, serta masyarakat luas.

“Kita harus bersinergi wujudkan ‘One Health Zero Death’ dari ancaman rabies. Masyarakat juga harus ambil andil dalam upaya ini. Itu sebabnya kami juga terus melakukan sosialisasi untuk membangun kesadaran masyarakat tentang bahaya rabies dalam berbagai kesempatan,” jelas Hanna.

Berdasarkan data One Stop Service (OSS) Badan Karantina Pertanian, dalam periode Januari-September 2022, lalu lintas pemasukan anjing ke Sulut tercatat sebanyak 178 ekor, dan pemasukan kucing berjumlah 39 ekor. Sedangkan untuk lalu lintas pengeluaran anjing di periode yang sama sebanyak 98 ekor dan pengeluaran kucing sebanyak 123 ekor.

Banyaknya angka lalu lintas hewan penular rabies (HPR), maka hewan-hewan tersebut harus selalu dipastikan kesehatan agar terhindar dari infeksi rabies.

Tak hanya itu, kesadaran masyarakat juga sangat penting dalam mencegah penyakit rabies demi mempertahankan wilayah Sulut bebas dari rabies.


Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Jorie MR Darondo
Copyright © ANTARA 2024