Manado (ANTARA) - Bank Indonesia mencatat transaksi uang elektronik di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) hingga triwulan II tahun 2022 mencapai Rp424 miliar.

"Di Sulawesi Utara, perkembangan transaksi uang elektronik pada triwulan Il 2022 tercatat sebesar Rp424 miliar, meningkat sebesar 20,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulut Arbonas Hutabarat di Manado, Senin.

Arbonas Hutabarat mengatakan penggunaan instrumen pembayaran non tunai di Indonesia pada beberapa tahun terakhir ini menunjukkan perkembangan pesat yang merupakan respons terhadap tuntutan dan kebutuhan terhadap pelayanan transaksi yang lebih cepat, mudah, murah, aman dan andal.

Peningkatan transaksi uang elektronik ini, katanya, didorong oleh pengembangan penggunaan ORIS sebagai salah satu kanal pembayaran non tunai berbasis OR Code.

Per Juli 2022, katanya, total merchant ORIS di Sulawesi Utara berjumlah 182.719 merchants. Sedangkan total pengguna baru ORIS di Sulawesi Utara per triwulan II tahun 2022 telah mencapai 67,6596 atau 61.562 pengguna baru ORIS dari target 91.000 pengguna.

Berdasarkan data tersebut, kata Arbonas, potensi untuk pengembangan ORIS di Sulawesi Utara masih besar dan menjadi market menarik bagi PJP serta menjadi potensi peningkatan transaksi digital di masyarakat.

BI terus melakukan inovasi fitur-fitur yang dimiliki ORIS yaitu ORIS TTM (Tanpa Tatap Muka), ORIS on Delivery, ORIS Ecosystem, ORIS CPM (Customer Presented Mode), ORIS TTS (Transfer, Tarik, Setor), dan ORIS Cross Border sehingga mendukung peningkatan transaksi secara online.

Pemerintah, katanya, bersama BI akan mendorong penggunaan layanan digital dalam hal ini transaksi elektronik sehingga meminimalisir adanya pungutan liar, juga menghindari kontak langsung sehingga prokes COVID-19 berjalan sesuai yang diharapkan.

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw

Copyright © ANTARA 2024