Manado (ANTARA) - Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS) I melakukan revitalisasi Danau Tondano, di Kabupaten Minahasa, Sulut agar fungsi utama sebagai penyedia air tetap terpelihara.
"Danau Tondano adalah satu dari 15 danau prioritas yang harus ditangani," sebut Kepala BWSS I, I Komang Sudana di Manado, Rabu.
Upaya revitalisasi danau yang ikut menyuplai air untuk menggerakkan turbin PLTA Tonsea tersebut dilakukan BWSS I.
Tahun lalu, sebut dia, bekerja sama dengan Panglima Kodam 13 Merdeka mengangkat gulma eceng gondok seluas 230 hektare dari luas tutupan gulma 4700 hektare.
Masih ada sekitar 70 hektare yang akan dilanjutkan pekerjaannya karena terkendala anggaran.
"Rencananya ada sekitar 300 hektar tutupan gulma eceng gondok yang akan diangkat bersama dengan Pangdam 13 Merdeka, tapi baru 230 hektare yang dibersihkan," ujarnya.
Gulma yang memenuhi permukaan air danau akan membantu percepatan proses sedimentasi bila tidak dikendalikan.
Langkah berikutnya adalah membuat sempadan danau melalui kajian, kegiatan ini juga disupervisi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"KPK juga ke sini ingin mengetahui progres penetapan sempadan danau. Kajian sudah kami lakukan, SK menteri terkait tim kajian sempadan danau sudah ada," kata Komang.
Langkah berikutnya yang akan dilakukan BWSS I adalah melakukan sosialisasi, konsultasi publik dan dilanjutkan dengan penetapan sempadan danau.
"Sebelumnya kami sudah buat tanggul di sempadan danau, tapi permasalahannya lahan diklaim milik masyarakat," bebernya.
Bila permasalahan klaim masyarakat atas sempadan danau tidak bisa diselesaikan maka revitalisasi danau Tondano akan terkendala, tambahnya.
"Danau Tondano adalah satu dari 15 danau prioritas yang harus ditangani," sebut Kepala BWSS I, I Komang Sudana di Manado, Rabu.
Upaya revitalisasi danau yang ikut menyuplai air untuk menggerakkan turbin PLTA Tonsea tersebut dilakukan BWSS I.
Tahun lalu, sebut dia, bekerja sama dengan Panglima Kodam 13 Merdeka mengangkat gulma eceng gondok seluas 230 hektare dari luas tutupan gulma 4700 hektare.
Masih ada sekitar 70 hektare yang akan dilanjutkan pekerjaannya karena terkendala anggaran.
"Rencananya ada sekitar 300 hektar tutupan gulma eceng gondok yang akan diangkat bersama dengan Pangdam 13 Merdeka, tapi baru 230 hektare yang dibersihkan," ujarnya.
Gulma yang memenuhi permukaan air danau akan membantu percepatan proses sedimentasi bila tidak dikendalikan.
Langkah berikutnya adalah membuat sempadan danau melalui kajian, kegiatan ini juga disupervisi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"KPK juga ke sini ingin mengetahui progres penetapan sempadan danau. Kajian sudah kami lakukan, SK menteri terkait tim kajian sempadan danau sudah ada," kata Komang.
Langkah berikutnya yang akan dilakukan BWSS I adalah melakukan sosialisasi, konsultasi publik dan dilanjutkan dengan penetapan sempadan danau.
"Sebelumnya kami sudah buat tanggul di sempadan danau, tapi permasalahannya lahan diklaim milik masyarakat," bebernya.
Bila permasalahan klaim masyarakat atas sempadan danau tidak bisa diselesaikan maka revitalisasi danau Tondano akan terkendala, tambahnya.