Manado (ANTARA) - Kepala Bank Indonesia (BI) Sulawesi Selatan (Sulsel) Causa Iman Karana mengatakan implementasi strategi 4K atau keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi efektif sangat penting dalam mengendalikan inflasi di Wilayah Sulawesi Maluku dan Papua (Sulampua).

"Langkah segera yang harus diambil yakni peningkatan intensitas operasi pasar, percepatan realisasi kerja sama antar daerah (KAD), subisidi ongkos angkut dan imbauan serta gerakan untuk substitusi konsumsi pangan," kata Causa, dalam Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua), di Manado, Rabu.

Dia menjelaskan langkah jangka menengah dan panjang yang harus dilakukan yakni sisi hulu terus diperkuat dengan pembinaan klaster pangadaan urban farming, digitalisasi dan penguatan teknologi pada hulu, antara, dan hilir rantai pasok pangan termasuk green house dan storage system.

Serta, katanya, penguatan peran lembaga afiliasi pemerintah baik BUMD, Bulog, sebagai agregator dan pelaksana kebijakan stabilisasi harga.

Sehingga, katanya, Imported Inflation dari bahan baku pakan ternak, gandum, dan minyak dunia berdampak pada risiko kenaikan harga komoditas dari hasil ternak, turunan gandum, dan transportasi.

Penyesuaian harga oleh pemerintah, katanya, seperti bensin, tarif listrik, dan LPG, memberi risiko pada kenaikan biaya transportasi dan logistik.

Apalagi, katanya, dinamika cuaca, berisiko menyebabkan gagal panen yang berdampak pada berkurangnya pasokan pangan.

Risiko stagflasi juga, katanya, yakni perlambatan ekonomi di tengah harga yang terus meningkat, juga perlu diantisipasi.

Kepala BI Sulut Arbonas Hutabarat mengatakan menghadapi tantangan inflasi ke depan perlu tindak lanjut langkah strategis dengan program 4K terutama menjaga inflasi Volatile food.

Berbagai permasalahan yang dihadapi pelaku usaha di Sulampua dapat teridentifikasi baik di sektor pertanian, perikanan dan peternakan.

"Diharapkan kita semua bersinergi untuk mencari solusi dari berbagai permasalahan tersebut," jelasnya.

Beberapa komoditas yang potensial untuk dikerjasamakan antara lain: cabe merah, cabe rawit, telur ayam ras, daging ayam ras, bawang marah dan ikan. 

Menjadi sarana komunikasi dan sharing informasi antar pelaku untuk membantu kelancaran usaha seperti sumber pasokan, perizinan dan lainnya. Tindak lanjut hal Ini, akan dibuatkan WA group pelaku usaha utama di Sulampua dan telah dilaksanakan penandatanganan Purchase Order (PO) komoditas hortikultura antara Koperasi Bersehati Manado dengan Asosiasi Pedagang Ternate. 

 

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024