Bitung (ANTARA) - Direktur SDM dan Umum dr Andi Afdal mengatakan, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan terus meningkatkan mutu layanan peserta program JKN.
"Keinginan orang bukan sekadar sudah terlayani atau sudah mendapatkan akses layanan kesehatan," kata Andi di Bitung, Selasa.
Karena itu menurut dia, peningkatan kwalitas layanan menjadi fokus utama direksi BPJS Kesehatan saat ini.
Dia juga mengatakan, momentum perayaan '54 Tahun BPJS Kesehatan Hadir Di Ujung Negeri' digunakan untuk memastikan BPJS Kesehatan hadir ke seluruh pelosok terkait dengan edukasi.
"Hari ini kita mengajak orang senam, di sini juga kita menyampaikan tentang hak dan kewajibannya," ujarnya.
Andi mencontohkan, ada peserta yang sudah punya kartu akan tetapi tidak tahu caranya menggunakannya.
"Harus dipastikan bahwa ketika memiliki kartu maka sudah memiliki hak untuk mengaksesnya dan tahu cara memakainya, rakyat paham cara mendapatkan akses layanan kesehatan," sebutnya.
Dia menjelaskan, BPJS Kesehatan sudah beberapa kali bertransformasi yang dimulai tahun 1968 sebagai Badan Penyelenggaraan Dana Pemeliharaan Kesehatan.
Tahun 1984 berubah menjadi Perum Husada Bhakti, berubah lagi di tahun 1992 menjadi PT Askes, dan sejak 1 Januari 2014 menjadi BPJS Kesehatan.
Perjalanan sejarah jaminan kesehatan Indonesia cukup panjang, beberapa tahun berarti adanya komitmen kuat pemerintah daerah seluruh Indonesia sehingga bisa mencapai cakupan Universal Health Coverage (UHC).
"Saat ini cakupannya sudah 87 persen, saya yakin apabila UHC dipertahankan akan menginspirasi bagi yang lain sehingga minimal kita bisa sebentar lagi 95 persen. Harapannya UHC bisa semakin banyak," harap Andi.
Dia berharap, slogan 'BPJS Melayani Dengan Hati, Mengabdi Untuk Negeri' dapat memberikan inspirasi layanan terbaik untuk Indonesia.
"Keinginan orang bukan sekadar sudah terlayani atau sudah mendapatkan akses layanan kesehatan," kata Andi di Bitung, Selasa.
Karena itu menurut dia, peningkatan kwalitas layanan menjadi fokus utama direksi BPJS Kesehatan saat ini.
Dia juga mengatakan, momentum perayaan '54 Tahun BPJS Kesehatan Hadir Di Ujung Negeri' digunakan untuk memastikan BPJS Kesehatan hadir ke seluruh pelosok terkait dengan edukasi.
"Hari ini kita mengajak orang senam, di sini juga kita menyampaikan tentang hak dan kewajibannya," ujarnya.
Andi mencontohkan, ada peserta yang sudah punya kartu akan tetapi tidak tahu caranya menggunakannya.
"Harus dipastikan bahwa ketika memiliki kartu maka sudah memiliki hak untuk mengaksesnya dan tahu cara memakainya, rakyat paham cara mendapatkan akses layanan kesehatan," sebutnya.
Dia menjelaskan, BPJS Kesehatan sudah beberapa kali bertransformasi yang dimulai tahun 1968 sebagai Badan Penyelenggaraan Dana Pemeliharaan Kesehatan.
Tahun 1984 berubah menjadi Perum Husada Bhakti, berubah lagi di tahun 1992 menjadi PT Askes, dan sejak 1 Januari 2014 menjadi BPJS Kesehatan.
Perjalanan sejarah jaminan kesehatan Indonesia cukup panjang, beberapa tahun berarti adanya komitmen kuat pemerintah daerah seluruh Indonesia sehingga bisa mencapai cakupan Universal Health Coverage (UHC).
"Saat ini cakupannya sudah 87 persen, saya yakin apabila UHC dipertahankan akan menginspirasi bagi yang lain sehingga minimal kita bisa sebentar lagi 95 persen. Harapannya UHC bisa semakin banyak," harap Andi.
Dia berharap, slogan 'BPJS Melayani Dengan Hati, Mengabdi Untuk Negeri' dapat memberikan inspirasi layanan terbaik untuk Indonesia.