Montreal,  (AntaraSulut) - Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengemukakan para peritel makanan dan minuman di New York menyebutkan bahwa Indonesia mulai 2013 menjadi "a trending country for speciality food" (negara yang sedang naik daun karena makanannya yang spesial).

"Salah satu yang dicari konsumen untuk makanan dan minuman Indonesia adalah rasa makanan dan minuman yang eksotis. Bahan-bahan yang diperkirakan akan meningkat permintaannya yaitu kopi dan kakao, olahan kelapa, olahan bumbu, serta beras organik," ujar Wamendag setelah melakukan survei pasar di New York, Selasa.

Wamendag Bayu Krisnamurthi memimpin misi dagang ke Amerika dan Kanada, 29 Maret - 5 April 2014, untuk meningkatkan ekspor non-migas, khususnya ekspor makanan dan minuman.

Untuk itu, misi dagang melakukan survei pasar dan berdialog dengan pengelola dan pemilik toko di antaranya Kalustyan's", International Grocery NYC, dan Indo Jaya di kawasan China Town.

Mereka juga bertemu importir makanan dan minuman Amerika, Nurul Absar, CEO Noor's House of Asia secara langsung di pergudangannya di New York.

Selain itu, mereka juga melakukan survei ke pasar ritel menengah ke atas yakni ke Dean & Deluca dan Whole Foods.

Berdasarkan survei dan berdialog dengan peritel makanan dan minuman di New York, minat konsumen yang besar saat ini ditujukan ke makanan dan bahan makanan dari Mediterania dan Asia, khususnya India, Thailand, dan Vietnam
Namun, makanan-makanan dari Korea, Indonesia, dan Turki mulai banyak dicari atau sedang naik daun.

Ekspor makanan olahan Indonesia ke AS saat ini baru mencapai 75 juta dolar AS dan sekitar 40 persennya diekspor oleh UKM. Ekspor tersebut berpotensi meningkat menjadi 125 juta dolar AS dalam 2-3 tahun ke depan dengan UKM tetap memegang peranan penting.

"Kunci utamanya adalah seberapa mampu produsen Indonesia melakukan cepat tanggap dengan pasokan terhadap peningkatan permintaan itu," tegas Wamendag.

Sementara itu, peluang pasar makanan dan minuman di Amerika sangat besar. Pasar itu mencapai sekitar 90 miliar dolar AS per tahun, sedangkan Indonesia hanya mendapatkannya sebesar 75 juta dolar AS per tahun.

Dari pasar yang besar itu, produk-produk dari Indonesia termasuk subkategori makanan ringan (snack), minuman, saus (condiment), bumbu, acar, dan olahan buah/sayur.


Misi Dagang
Wamendag bekerja sama dengan GAPMMI (Gabungan Pengusaha Makanan Minuman Seluruh Indonesia) serta 13 produsen makanan dan minuman Indonesia melakukan misi dagang ke Amerika dan Kanada.

Sebanyak 13 perusahaan Indonesia yaitu PT TPS Food, Sungai Budi Group, PT Niramas Utama, PT Anggana Catur Prima, PT AIM Food Manufacturing Indonesia, Javaplant, PT Fruit-ING Indonesia, PT Quintino's Djava, PT Aneka Coffee Industry, dan PT Cocomas Indonesia.

Selain itu, PT Aksara Kencana Putra, PT Ragam Jasa Indah, dan satu perusahaan di luar sektor makanan dan minuman sebagai penunjang industri makanan dan minuman dengan memamerkan plastik ramah lingkungan berbasis tapioka, yaitu PT Tirta Marta.

Misi penjualan ke kawasan Amerika Utara akan dirangkaikan dengan pameran makanan dan minuman bertajuk "Salon International de L'amentation" (SIAL)Canada 2014 di Montreal, Kanada pada 2-4 April 2014.

SlAL Canada merupakan salah satu pameran makanan dan minuman terbesar di kawasan Amerika Utara dengan jumlah pembeli rata-rata 14.000 orang yang berasal dari 61 negara.

Tahun lalu, pameran tersebut dilaksanakan di Toronto dan diikuti oleh 758 peserta dari 45 negara, diantaranya Indonesia, Malaysia, Aljazair, ltalia, Korea Selatan, Maroko, AS dan Meksiko.


Produk Unggulan
Berdasarkan data dari BPS di tahun 2013, produk makanan dan minuman Indonesia merupakan salah satu produk unggulan yang berkontribusi terhadap ekspor produk nonmigas Indonesia.

Pada 2013, nilai ekspor produk ini ke seluruh dunia tercatat sebesar 4,83 miliar dolar AS dengan tren yang positif selama lima tahun terakhir (2009-2013) sebesar 14,93 persen.

AS menempati peringkat pertama sebagai negara tujuan ekspor produk makanan dan minuman Indonesia pada 2013 dengan nilai 602 juta dolar AS.

Ekspor Indonesia ke AS antara lain kepiting, kerang-kerangan, tuna, nanas, pasta udang, sirop, dan biskuit. Sementara impor dari AS tercatat sebesar 376,98 juta dolar AS dan menduduki peringkat ke-6 sebagai negara asal impor.

Produk makanan dan minuman yang diimpor Indonesia dari AS antara lain suplemen, buah anggur, sirup, tembakau, kentang, dan daging.

Sementara Kanada menempati peringkat 32 dengan nilai 22,71 juta dolar AS. Produk ekspor Indonesia ke Kanada terdiri atas sarang burung walet, kerang-kerangan, kepiting, udang, tuna, teh hitam, kacang mete, pasta udang, dan biskuit.

Untuk impor dari Kanada tercatat sejumlah 17,66 juta dolar AS dan menduduki peringkat ke-29 sebagai negara asal impor. Produk makanan dan minuman yang diimpor Indonesia dari Kanada antara lain kentang, kacang-kacangan, es krim, ekstrak sayuran, suplemen, agar-agar, dan sayuran.

Sementara pada 2014, produk makanan dan minuman olahan ditargetkan mengalami pertumbuhan 10,5-11,5 persen dengan nilai ekspor sebesar 4,9-5 miliar dolar AS.

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024