Manado (ANTARA) - komunikasi publik termasuk media edukasi kesehatan saat ini menjadi semakin mudah di akses karena semakin berkembangnya teknologi informasi dan pengguna sosial media. Bahkan model kampanye kesehatan pun semakin menarik dan efektif.
Menurut health influencer Reza Andriyanto, edukasi kesehatan melalui media digital saat ini semakin efektif karena akses terhadap gadget dan media social juga semakin luas.
Reza menjelaskan bahwa model penyampaian pesan edukasi kesehatan dampaknya bisa langsung terukur dengan jumlah viewers dan engagement rate.
“Sebagai health influencer saya juga merasa efektifitas komunikasi dan edukasi lewat media digital seperti Instagram live atau sekadar postingan story lebih optimal, karena selain akses nya luas, kesempatan untuk berinteraksi juga lebih terbuka lebar. Bahkan kita bisa langsung membagikan tulisan-tulisan tips olahraga secara sederhana dan praktis,” ungkap Reza yang aktif membagikan aktifitas sporty lifestyle di akun Instagram @rezandriyanto.
Melalui program edukasi IG Live nya Reza mengungkapkan bahwa literasi edukasi kesehatan digital tetap butuh skil khusus, termasuk skill penulisan pesan.
Itu sebabnya pemegang gelar Bachelor of Arts dari Boston University ini menegaskan bahwa kemampuan menulis dan komunikasi verbal mutlak dibutuhkan health influencer seperti dirinya agar pesan edukasi tidak salah.
“Pada saat masa kuliah saya beruntung karena sistem pendidikan di Amerika pada umumnya dan di kampus saya khususnya, mewajibkan kelas komunikasi general, dimana mahasiswa diajarkan cara menulis dan menyampaikan pesan secara sederhana namun tetap aktual. Ini modal penting untuk health influencer Indonesia agar masyarakat yang menikmati program edukasi juga mendapat manfaat maksimal”, ungkap Reza yang juga aktif sebagai VP Lions Club Madhava ini.
Reza berharap upaya pengembangan promosi kesehatan melalui bentuk media digital bisa menjadi strategi pendukung perilaku hidup sehat masyarakat Indonesia.
Data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia di tahun 2021 menunjukkan terdapat lebih dari 400 aplikasi kesehatan yang dikembangkan oleh pemerintah pusat dan daerah yang membantu menyebarluaskan edukasi program kesehatan masyarakat.
Sementara itu dataindonesia.id mengungkapkan jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia mencapai 191 juta orang pada Januari 2022. Jumlah itu naik 12,35% dibandingkan pada tahun sebelumnya. Artinya potensi edukasi kesehatan lewat media digital menjadi semakin menjanjikan.
Menurut health influencer Reza Andriyanto, edukasi kesehatan melalui media digital saat ini semakin efektif karena akses terhadap gadget dan media social juga semakin luas.
Reza menjelaskan bahwa model penyampaian pesan edukasi kesehatan dampaknya bisa langsung terukur dengan jumlah viewers dan engagement rate.
“Sebagai health influencer saya juga merasa efektifitas komunikasi dan edukasi lewat media digital seperti Instagram live atau sekadar postingan story lebih optimal, karena selain akses nya luas, kesempatan untuk berinteraksi juga lebih terbuka lebar. Bahkan kita bisa langsung membagikan tulisan-tulisan tips olahraga secara sederhana dan praktis,” ungkap Reza yang aktif membagikan aktifitas sporty lifestyle di akun Instagram @rezandriyanto.
Melalui program edukasi IG Live nya Reza mengungkapkan bahwa literasi edukasi kesehatan digital tetap butuh skil khusus, termasuk skill penulisan pesan.
Itu sebabnya pemegang gelar Bachelor of Arts dari Boston University ini menegaskan bahwa kemampuan menulis dan komunikasi verbal mutlak dibutuhkan health influencer seperti dirinya agar pesan edukasi tidak salah.
“Pada saat masa kuliah saya beruntung karena sistem pendidikan di Amerika pada umumnya dan di kampus saya khususnya, mewajibkan kelas komunikasi general, dimana mahasiswa diajarkan cara menulis dan menyampaikan pesan secara sederhana namun tetap aktual. Ini modal penting untuk health influencer Indonesia agar masyarakat yang menikmati program edukasi juga mendapat manfaat maksimal”, ungkap Reza yang juga aktif sebagai VP Lions Club Madhava ini.
Reza berharap upaya pengembangan promosi kesehatan melalui bentuk media digital bisa menjadi strategi pendukung perilaku hidup sehat masyarakat Indonesia.
Data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia di tahun 2021 menunjukkan terdapat lebih dari 400 aplikasi kesehatan yang dikembangkan oleh pemerintah pusat dan daerah yang membantu menyebarluaskan edukasi program kesehatan masyarakat.
Sementara itu dataindonesia.id mengungkapkan jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia mencapai 191 juta orang pada Januari 2022. Jumlah itu naik 12,35% dibandingkan pada tahun sebelumnya. Artinya potensi edukasi kesehatan lewat media digital menjadi semakin menjanjikan.