Jakarta (ANTARA) - Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Johnny G. Plate melakukan kunjungan kerja ke Batam, Kepulauan Riau, salah satunya untuk membahas peluang investasi pusat data pemerintah yang kini sedang dibangun.
"Kunjungan Menkominfo ke Batam bukan hanya soal Pusat Data Nasional (PDN), payung besarnya adalah transformasi digital. Nah, salah satu hal strategis pada kunjungan kali ini juga untuk mendorong tumbuhnya investasi pihak asing pada data center di Indonesia," kata Direktur Layanan Aplikasi Informatika Pemerintahan (LAIP) Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika, Kominfo, Bambang Dwi Anggono, dikutip dari siaran pers, Sabtu.
Baca juga: Indonesia akan percepat transformasi digital di beberapa sektor
Menkominfo berkunjung ke Batam sejak Kamis (23/6), selama di sana ia dijadwalkan membahas pembangunan Pusat Data Nasional bersama Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmad, Sekretaris Daerah Kepri Jefrydin dan Pemerintah Republik Korea.
Selain itu, Menteri Johnny juga dijadwalkan untuk meninjau lokasi Pusat Data Nasional di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Nongsa.
Kominfo mengundang pemerintah Republik Korea untuk melanjutkan pembicaraan peluang kemitraan kedua negara di bidang pengembangan dan pembiayaan pusat data.
Pembiayaan Pusat Data Nasional berasal dari Korea Selatan dengan skema Government to Government (G2G). Pada saat pertemuan dengan Kominfo beberapa waktu lalu, Korea juga menunjukkan minat untuk berinvestasi pada PDN di lokasi lain, yaitu Ibu Kota Negara di Kalimantan Timur dan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
Baca juga: Menkominfo temui perwakilan Google bahas ekosistem digital
Menurut Bambang, pembicaraan dengan pemerintah Korea Selatan juga mencakup kota cerdas (smart city).
"Menteri Dalam Negeri dan Pertahanan Republik Korea H.E. Lee Sang Min menyampaikan bahwa pemerintah mereka punya program smart city dan ingin bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia, khususnya soal smart city di wilayah IKN," kata Bambang.
Pemerintah Korea juga menawarkan kerja sama untuk program Digital Talent Academy, pengelolaan riset 5G dan pengelolaan spektrum frekuensi.
Baca juga: Talenta digital jadi kunci pemulihan ekonomi pasca pandemi
PDN Batam
Pemilihan lokasi pusat data di Batam didasarkan keunggulan atas kelengkapan infrastruktur penunjang, seperti infrastruktur serat optik, pasokan listrik, air, serta jalur langsung ke tulang punggung internet global.
"PDN diharapkan dapat memberi sumbangsih besar dalam rangka tata kelola data nasional. Jadi dalam membangun PDN ada beberapa persyaratan utama yang perlu dipehatikan sesuai dengan standar Telecommunications Industry Association (TIA) 942 sebagai standar internasional yang meliputi pemilihan lokasi, kondisi alamnya, infrastruktur, dan sebagainya. Batam memiliki kriteria itu," kata Bambang.
Menurut Bambang, mereka mengalami tantangan menyediakan kawasan yang mendukung pusat data berstandar global dan secara geografis jarang terjadi bencana. Selain itu, daerah lokasi PDN juga bebas konflik baik politik maupun sosial budaya.
Proyek pembangunan PDN telah terdaftar dalam Green Book Indonesia. Setelah itu, tahapan selanjutnya dari Data Center Nasional akan diukur melalui feasibility study atau melakukan studi kelayakan yang dilihat dari berbagai aspek.
Baca juga: Indonesia usulkan ukuran literasi digital di forum DEWG
Tahap berikutnya adalah lelang. PDN Batam saat ini berada pada tahap lelang untuk pengawas.
Pemenang lelang akan diumumkan bulan depan supaya peletakan batu pertama PDN Batam bisa berlangsung paling lambat akhir Oktober tahun ini.
"Kunjungan Menkominfo ke Batam bukan hanya soal Pusat Data Nasional (PDN), payung besarnya adalah transformasi digital. Nah, salah satu hal strategis pada kunjungan kali ini juga untuk mendorong tumbuhnya investasi pihak asing pada data center di Indonesia," kata Direktur Layanan Aplikasi Informatika Pemerintahan (LAIP) Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika, Kominfo, Bambang Dwi Anggono, dikutip dari siaran pers, Sabtu.
Baca juga: Indonesia akan percepat transformasi digital di beberapa sektor
Menkominfo berkunjung ke Batam sejak Kamis (23/6), selama di sana ia dijadwalkan membahas pembangunan Pusat Data Nasional bersama Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmad, Sekretaris Daerah Kepri Jefrydin dan Pemerintah Republik Korea.
Selain itu, Menteri Johnny juga dijadwalkan untuk meninjau lokasi Pusat Data Nasional di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Nongsa.
Kominfo mengundang pemerintah Republik Korea untuk melanjutkan pembicaraan peluang kemitraan kedua negara di bidang pengembangan dan pembiayaan pusat data.
Pembiayaan Pusat Data Nasional berasal dari Korea Selatan dengan skema Government to Government (G2G). Pada saat pertemuan dengan Kominfo beberapa waktu lalu, Korea juga menunjukkan minat untuk berinvestasi pada PDN di lokasi lain, yaitu Ibu Kota Negara di Kalimantan Timur dan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
Baca juga: Menkominfo temui perwakilan Google bahas ekosistem digital
Menurut Bambang, pembicaraan dengan pemerintah Korea Selatan juga mencakup kota cerdas (smart city).
"Menteri Dalam Negeri dan Pertahanan Republik Korea H.E. Lee Sang Min menyampaikan bahwa pemerintah mereka punya program smart city dan ingin bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia, khususnya soal smart city di wilayah IKN," kata Bambang.
Pemerintah Korea juga menawarkan kerja sama untuk program Digital Talent Academy, pengelolaan riset 5G dan pengelolaan spektrum frekuensi.
Baca juga: Talenta digital jadi kunci pemulihan ekonomi pasca pandemi
PDN Batam
Pemilihan lokasi pusat data di Batam didasarkan keunggulan atas kelengkapan infrastruktur penunjang, seperti infrastruktur serat optik, pasokan listrik, air, serta jalur langsung ke tulang punggung internet global.
"PDN diharapkan dapat memberi sumbangsih besar dalam rangka tata kelola data nasional. Jadi dalam membangun PDN ada beberapa persyaratan utama yang perlu dipehatikan sesuai dengan standar Telecommunications Industry Association (TIA) 942 sebagai standar internasional yang meliputi pemilihan lokasi, kondisi alamnya, infrastruktur, dan sebagainya. Batam memiliki kriteria itu," kata Bambang.
Menurut Bambang, mereka mengalami tantangan menyediakan kawasan yang mendukung pusat data berstandar global dan secara geografis jarang terjadi bencana. Selain itu, daerah lokasi PDN juga bebas konflik baik politik maupun sosial budaya.
Proyek pembangunan PDN telah terdaftar dalam Green Book Indonesia. Setelah itu, tahapan selanjutnya dari Data Center Nasional akan diukur melalui feasibility study atau melakukan studi kelayakan yang dilihat dari berbagai aspek.
Baca juga: Indonesia usulkan ukuran literasi digital di forum DEWG
Tahap berikutnya adalah lelang. PDN Batam saat ini berada pada tahap lelang untuk pengawas.
Pemenang lelang akan diumumkan bulan depan supaya peletakan batu pertama PDN Batam bisa berlangsung paling lambat akhir Oktober tahun ini.