Tomohon (ANTARA) - Asisten Administrasi Umum Setda Kota Tomohon, Sulawesi Utara mengatakan, daerah berpenduduk lebih 100 ribu jiwa tersebut rentan bencana alam.

"Kita memiliki aktivitas gunung berapi Lokon (1.579 m dpl) dan gunung Mahawu (1.372 m dpl)," ujar Asisten Administrasi Umum Setda Kota Tomohon, Octavianus DS. Mandagi di Tomohon, Kamis.

Selain itu, keadaan tanah yang kurang stabil dapat memicu longsor, pohon tumbang, kelalaian atau kerusakan aliran listrik dan bencana lainnya yang tidak terduga seperti bencana nonalam COVID-19.

Kondisi seperti ini, menurut dia, berbeda dengan daerah lain yang memiliki laut atau pantai, sehingga potensi bencana setiap daerah sangat beragam.

"Pemerintah memiliki upaya dalam memikirkan, menyiapkan dan mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana alam, aktivitas manusia pemicu bencana dan bencana nonalam," ujarnya.

Karena itu, dia berharap, kegiatan sosialisasi komunikasi, informasi dan edukasi rawan bencana ini menjadi salah satu upaya memberikan pemahaman bagi perangkat daerah dan masyarakat.

"Dari kegiatan seperti ini, kita dapat mengetahui keadaan alam sekitar, bagaimana langkah antisipatif serta mitigasi bencana," sebutnya.

Dari sosialisasi ini, lanjut dia, para pemangku kepentingan dapat menganalisa dan menyusun langkah strategis yang diperlukan dalam upaya pengurangan risiko bencana di kota Tomohon.

"Kita terus berdoa kepada Tuhan yang maha kuasa untuk menjaga dan melindungi daerah tercinta Kota Tomohon, Provinsi Sulut dan Negara Kesatuan Republik Indonesia," ucapnya berharap. 

Pewarta : Karel Alexander Polakitan
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024