Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo minta pelaksanaan vaksinasi COVID-19 dosis penguat digiatkan agar cakupannya bisa cepat ditingkatkan, kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

"Bapak Presiden menyampaikan ini (cakupan vaksinasi) booster (penguat) baru 25 persen. Agar (vaksinasi) booster-nya diperbanyak karena memang kita sekarang sudah 412 juta dosis (vaksin) yang diberikan, dosis pertamanya juga sudah menembus 200 juta," kata Menteri Kesehatan di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa, usai mengikuti rapat terbatas yang dipimpin oleh Presiden.

Menurut data vaksinasi COVID-19 yang disiarkan di laman resmi Kementerian Kesehatan pada Selasa siang, vaksinasi dosis penguat baru mencakup 45.672.972 orang atau 21,93 persen dari sasaran vaksinasi COVID-19 yang seluruhnya 208.265.720 orang.

Vaksinasi dosis pertama dan vaksinasi dosis kedua tercatat sudah dilakukan pada masing-masing 96,16 persen dan 80,39 persen dari target vaksinasi COVID-19.

Menteri Kesehatan mengemukakan bahwa menurut hasil sero survei yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan pada Maret 2022 pemberian vaksinasi COVID-19 dosis penguat efektif meningkatkan kekebalan tubuh.

Baca juga: Presiden Jokowi bolehkan badan usaha lakukan vaksinasi COVID-19

"Booster itu meningkatkan kekebalan atau kekuatan antibodi atau kadar antibodinya itu berlipat-lipat sehingga akan sangat melindungi (tubuh dari serangan virus penyebab penyakit)," katanya.

Selain itu, Menteri Kesehatan mengatakan, pelaksanaan pelayanan vaksinasi COVID-19 harus digiatkan agar pasokan vaksin bisa segera didistribusikan, tidak sampai menumpuk di tempat penyimpanan dan berisiko kedaluwarsa sebelum digunakan.

"Arahan Bapak Presiden juga sekaligus untuk mempercepat stok vaksin yang banyak di daerah-daerah sekarang itu segera (didistribusikan untuk) menerapkan booster," katanya.

Hingga April 2022, Indonesia telah menerima 474 juta dosis vaksin COVID-19 yang terdiri atas sekitar 130 juta dosis vaksin hibah atau sumbangan dan 344 juta dosis vaksin yang dibeli oleh pemerintah.

 


Pewarta : Indra Arief Pribadi
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024