Hanoi (ANTARA) - Seusai perhelatan SEA Games Vietnam, Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) akan mulai memfokuskan para atlet untuk mengikuti kualifikasi Olimpiade Paris 2024 yang akan dimulai pada Desember.
Kabid Binpres PB PABSI Hadi Wihardja mengatakan SEA Games ke-31 akan menjadi evaluasi penting untuk mengikuti ajang olahraga tingkat dunia itu, termasuk dalam hal pemilihan atlet untuk mengikuti nomor yang dilombakan.
"Kualifikasi Olimpiade dimulai bulan Desember, kita lihat dia pakai perhitungan apa, kalau B poin berarti per kelas. Kelas yang kita tuju kita targetkan minimal masuk the big ten, itu yang minimal kita siapkan," ujar Hadi.
Sebagai contoh, Hadi mengatakan SEA Games kali ini melombakan nomor-nomor baru, salah satunya kelas atas yang tidak terlalu dikuasi tim Merah Putih.
Sehingga, menurut dia, fokus ke kelas baru menjadi kunci. Hal itu sudah dilakukan pada Rizki Juniansyah yang biasanya turun di kelas 73kg, harus berlomba di kelas 81kg.
Rizki naik ke kelas 81kg karena ada aturan bahwa setiap negara hanya boleh mengirimkan satu lifter di setiap kelas perlombaan. Sementara di kelas 73kg, Indonesia sudah menurunkan lifter lainnya yaitu Rahmat Erwin Abdullah.
Meski begitu, Rizki dapat membawa pulang medali perak dalam penampilan debutnya pada SEA Games. Atlet berusia 19 tahun itu mampu mengimbangi lawannya dari Thailand yang sudah senior.
Baca juga: Atlet angkat besi Provinsi Jambi siap torehkan prestasi di PON Papua
Menyebut Rizki sebagai "kuda hitam," Hadi mengatakan akan "tetap fokus ke kelas bahwa untuk bicara di Paris 2024."
Dengan demikian, Rizki harus bersaing dengan Rachmat mengumpulkan poin untuk menjadi wakil Indonesia pada kelas 73kg. Hal yang sama juga pernah terjadi pada Deni dan Triyanto yang turun di kelas 67kg.
"Jadi dua dua nya harus berpacu dengan poin kalau tidak mau berpisah, tapi kita akan lihat perkembangannya, jadi tetap fokus ke latihan," kata Hadi.
Kebijakan dari Olimpiade mengubah kelas yang diperlombakan dengan selisih 16kg, dari semula kelas 73kg-81kg menjadi 73kg-89kg.
"Sudah jelas kalau 89kg pasti lebih berat, tapi kita fokus ke yang 73kg, jadi mungkin kita ciptakan juara Asia, kita ciptakan juara dunia, juara Olimpiade," ujar Hadi.
Islamic Solidarity Games, yang akan berlangsung Agustus nanti di Turki, dan Kejuaraan Asia juga akan menjadi ajang terdekat yang akan diikuti para lifter.
Pada SEA Games Vietnam kontingen cabang olahraga angkat besi menyumbang tiga emas, tiga perak dan empat perunggu.
Baca juga: Perbasi fokus FIBA Asia Cup usai SEA Games 2021
Kabid Binpres PB PABSI Hadi Wihardja mengatakan SEA Games ke-31 akan menjadi evaluasi penting untuk mengikuti ajang olahraga tingkat dunia itu, termasuk dalam hal pemilihan atlet untuk mengikuti nomor yang dilombakan.
"Kualifikasi Olimpiade dimulai bulan Desember, kita lihat dia pakai perhitungan apa, kalau B poin berarti per kelas. Kelas yang kita tuju kita targetkan minimal masuk the big ten, itu yang minimal kita siapkan," ujar Hadi.
Sebagai contoh, Hadi mengatakan SEA Games kali ini melombakan nomor-nomor baru, salah satunya kelas atas yang tidak terlalu dikuasi tim Merah Putih.
Sehingga, menurut dia, fokus ke kelas baru menjadi kunci. Hal itu sudah dilakukan pada Rizki Juniansyah yang biasanya turun di kelas 73kg, harus berlomba di kelas 81kg.
Rizki naik ke kelas 81kg karena ada aturan bahwa setiap negara hanya boleh mengirimkan satu lifter di setiap kelas perlombaan. Sementara di kelas 73kg, Indonesia sudah menurunkan lifter lainnya yaitu Rahmat Erwin Abdullah.
Meski begitu, Rizki dapat membawa pulang medali perak dalam penampilan debutnya pada SEA Games. Atlet berusia 19 tahun itu mampu mengimbangi lawannya dari Thailand yang sudah senior.
Baca juga: Atlet angkat besi Provinsi Jambi siap torehkan prestasi di PON Papua
Menyebut Rizki sebagai "kuda hitam," Hadi mengatakan akan "tetap fokus ke kelas bahwa untuk bicara di Paris 2024."
Dengan demikian, Rizki harus bersaing dengan Rachmat mengumpulkan poin untuk menjadi wakil Indonesia pada kelas 73kg. Hal yang sama juga pernah terjadi pada Deni dan Triyanto yang turun di kelas 67kg.
"Jadi dua dua nya harus berpacu dengan poin kalau tidak mau berpisah, tapi kita akan lihat perkembangannya, jadi tetap fokus ke latihan," kata Hadi.
Kebijakan dari Olimpiade mengubah kelas yang diperlombakan dengan selisih 16kg, dari semula kelas 73kg-81kg menjadi 73kg-89kg.
"Sudah jelas kalau 89kg pasti lebih berat, tapi kita fokus ke yang 73kg, jadi mungkin kita ciptakan juara Asia, kita ciptakan juara dunia, juara Olimpiade," ujar Hadi.
Islamic Solidarity Games, yang akan berlangsung Agustus nanti di Turki, dan Kejuaraan Asia juga akan menjadi ajang terdekat yang akan diikuti para lifter.
Pada SEA Games Vietnam kontingen cabang olahraga angkat besi menyumbang tiga emas, tiga perak dan empat perunggu.
Baca juga: Perbasi fokus FIBA Asia Cup usai SEA Games 2021