Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Sjarifuddin Hasan memandang Pantai Watu Bale di Desa Jetak, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur, berpotensi menjadi destinasi wisata yang mendunia.
"Objek wisata ini sangat bagus dan menarik. Akses masuk pun sudah tertata dengan rapi sehingga memudahkan pengunjung. Laut, batu karang serta deburan ombak yang besar sangat memanjakan mata. Saya rasa dengan keindahan dan keunikan tersebut, Pantai Watu Bale bisa mendunia dan banyak dikunjungi wisatawan," kata Syarief Hasan, sapaan akrab Sjarifuddin Hasan, berdasarkan keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.
Ia mengemukakan hal tersebut saat mengunjungi Pantai Watu Bale sebagai salah satu rangkaian kunjungan kerja di Pacitan, Rabu (18/5).
Dengan potensi besar tersebut, Syarief mengimbau kepada Pemerintah Daerah Pacitan dan masyarakat setempat agar menjaga serta mengelola Pantai Walu Bale dengan baik karena berpotensi besar menjadi destinasi utama wisatawan mancanegara dan domestik.
"Jika Pantai Watu Bale terjaga dan diurus dengan profesional, maka dampaknya akan sangat baik," kata dia.
Beberapa keunikan Pantai Watu Bale adalah meskipun tidak berpasir, ada tebing cukup tinggi, yang berbatasan langsung dengan laut selatan atau dikenal dengan istilah tanjung berbukit. Lalu, ada pula batu karang raksasa yang memiliki kemiripan dengan "bale".
Berasal dari bahasa Jawa, bale berarti balai atau tempat untuk istirahat. Bale tersebut pun ikon dan ciri khas pantai ini sehingga dinamakan Pantai Watu Bale. Pengunjung perlu melalui jembatan gantung untuk dapat menjangkau batu karang yang mirip dengan bale itu.
"Untuk menuju batu karang tersebut, pengunjung harus melewati jembatan gantung yang di bawahnya tak henti-hentinya datang deburan ombak besar, seperti ingin memecah karang. Saya pikir, pasti penyuka adrenalin tinggi tentu sangat menikmati tantangan ini," ucap Syarief.
Selama penelusurannya di area pantai, Syarief Hasan juga meninjau lapak-lapak dagangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) masyarakat sekitar yang sangat beragam. Ada yang menjual bermacam kuliner, kerajinan batik, dan berbagai suvenir.
Kemudian, ia dibantu oleh istrinya, yakni Inggrid Kansil memilih dan membeli beberapa kain batik.
Baca juga: BPOLBF: Kehadiran mobil listrik tambah daya tarik wisata di Labuan Bajo
Baca juga: Panitia: Festival Bunga Internasional promosi destinasi wisata Kota Tomohon
"Objek wisata ini sangat bagus dan menarik. Akses masuk pun sudah tertata dengan rapi sehingga memudahkan pengunjung. Laut, batu karang serta deburan ombak yang besar sangat memanjakan mata. Saya rasa dengan keindahan dan keunikan tersebut, Pantai Watu Bale bisa mendunia dan banyak dikunjungi wisatawan," kata Syarief Hasan, sapaan akrab Sjarifuddin Hasan, berdasarkan keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.
Ia mengemukakan hal tersebut saat mengunjungi Pantai Watu Bale sebagai salah satu rangkaian kunjungan kerja di Pacitan, Rabu (18/5).
Dengan potensi besar tersebut, Syarief mengimbau kepada Pemerintah Daerah Pacitan dan masyarakat setempat agar menjaga serta mengelola Pantai Walu Bale dengan baik karena berpotensi besar menjadi destinasi utama wisatawan mancanegara dan domestik.
"Jika Pantai Watu Bale terjaga dan diurus dengan profesional, maka dampaknya akan sangat baik," kata dia.
Beberapa keunikan Pantai Watu Bale adalah meskipun tidak berpasir, ada tebing cukup tinggi, yang berbatasan langsung dengan laut selatan atau dikenal dengan istilah tanjung berbukit. Lalu, ada pula batu karang raksasa yang memiliki kemiripan dengan "bale".
Berasal dari bahasa Jawa, bale berarti balai atau tempat untuk istirahat. Bale tersebut pun ikon dan ciri khas pantai ini sehingga dinamakan Pantai Watu Bale. Pengunjung perlu melalui jembatan gantung untuk dapat menjangkau batu karang yang mirip dengan bale itu.
"Untuk menuju batu karang tersebut, pengunjung harus melewati jembatan gantung yang di bawahnya tak henti-hentinya datang deburan ombak besar, seperti ingin memecah karang. Saya pikir, pasti penyuka adrenalin tinggi tentu sangat menikmati tantangan ini," ucap Syarief.
Selama penelusurannya di area pantai, Syarief Hasan juga meninjau lapak-lapak dagangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) masyarakat sekitar yang sangat beragam. Ada yang menjual bermacam kuliner, kerajinan batik, dan berbagai suvenir.
Kemudian, ia dibantu oleh istrinya, yakni Inggrid Kansil memilih dan membeli beberapa kain batik.
Baca juga: BPOLBF: Kehadiran mobil listrik tambah daya tarik wisata di Labuan Bajo
Baca juga: Panitia: Festival Bunga Internasional promosi destinasi wisata Kota Tomohon