Sangihe, Sulut (ANTARA) - Demam Berdarah atau DBD di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, terus meningkat, data dinas Kesehatan di daerah itu mencatat ada 121 kasus selama Januari sampai April 2022 dan dua meninggal.
"Selama bulan Januari sampai dengan April 2022, sudah ada 121 pasien Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Sangihe," kata Kepala dinas Kesehatan Sangihe, Handry Padandaran di Tahuna, Sabtu.
Menurut dia, cuaca pancaroba yang melanda Kabupaten Sangihe, turut mempengaruhi peningkatan kasus demam berdarah yang berhubungan dengan perkembangan nyamuk Aedes Aegypti.
"Data terakhir khusus bulan April ada 15 kasus DBD yang ditangani di fasilitas kesehatan mulai dari Puskesmas sampai dengan rumah sakit," kata dia.
Pada bulan Januari ada 40 kasus, Februari 37 kasus dan bulan Maret 29 kasus sedangkan April 15 kasus yang terdata di dinas Kesehatan.
"Dari 121 kasus tersebut, dua pasien meninggal dunia pada bulan Januari 2022," kata dia.
Dinas Kesehatan Daerah bersama seluruh jajaran telah memeriksa jentik nyamuk hingga pengasapan (fogging) untuk membunuh nyamuk dewasa.
Menurut Handri Pasandaran, nyamuk DBD berhubungan dengan kebersihan lingkungan sehingga masyarakat diminta untuk membersihkan lingkungan masing-masing.
"Kami mengajak semua masyarakat membersihkan lingkungan termasuk gerakan 3 M yaitu, menutup, menguras dan menimbun wadah yang dapat mempercepat perkembangbiakan nyamuk.
Perkembangbiakan nyamuk DBD tersebut kata dia, sangat berhubungan dengan lingkungan, sehingga masyarakat diminta tetap menjaga kebersihan terutama wadah penampung air tempat berkembangbiak nyamuk.*
"Selama bulan Januari sampai dengan April 2022, sudah ada 121 pasien Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Sangihe," kata Kepala dinas Kesehatan Sangihe, Handry Padandaran di Tahuna, Sabtu.
Menurut dia, cuaca pancaroba yang melanda Kabupaten Sangihe, turut mempengaruhi peningkatan kasus demam berdarah yang berhubungan dengan perkembangan nyamuk Aedes Aegypti.
"Data terakhir khusus bulan April ada 15 kasus DBD yang ditangani di fasilitas kesehatan mulai dari Puskesmas sampai dengan rumah sakit," kata dia.
Pada bulan Januari ada 40 kasus, Februari 37 kasus dan bulan Maret 29 kasus sedangkan April 15 kasus yang terdata di dinas Kesehatan.
"Dari 121 kasus tersebut, dua pasien meninggal dunia pada bulan Januari 2022," kata dia.
Dinas Kesehatan Daerah bersama seluruh jajaran telah memeriksa jentik nyamuk hingga pengasapan (fogging) untuk membunuh nyamuk dewasa.
Menurut Handri Pasandaran, nyamuk DBD berhubungan dengan kebersihan lingkungan sehingga masyarakat diminta untuk membersihkan lingkungan masing-masing.
"Kami mengajak semua masyarakat membersihkan lingkungan termasuk gerakan 3 M yaitu, menutup, menguras dan menimbun wadah yang dapat mempercepat perkembangbiakan nyamuk.
Perkembangbiakan nyamuk DBD tersebut kata dia, sangat berhubungan dengan lingkungan, sehingga masyarakat diminta tetap menjaga kebersihan terutama wadah penampung air tempat berkembangbiak nyamuk.*