Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Utara (Pemkot Jakut) Suku Dinas Pendidikan Wilayah II Jakarta Utara menganjurkan siswa kurang sehat untuk tidak mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen setelah libur Lebaran 2022 guna mencegah penularan penyakit menular, termasuk infeksi hepatitis akut.
"Indikasinya, kalau mau masuk sekolah, badannya panas, itu tidak kami perkenankan masuk. Jadi, kami minta istirahat atau belajar di rumah," kata Kepala Seksi Pendidikan Dasar, Pendidikan Khusus, dan Layanan Khusus (Dikdas PKLK) Suku Dinas Pendidikan Wilayah II Jakarta Utara Jaanan kepada wartawan di Jakarta Utara, Kamis.
Ia mengatakan di beberapa sekolah, memang belum semua siswanya masuk 100 persen dengan berbagai macam kendala, salah satunya karena kondisi kurang sehat.
Jaanan juga sudah memonitor kegiatan pelaksanaan hari pertama masuk sekolah untuk melihat sejauh mana yang sudah dipersiapkan oleh sekolah terkait pembelajaran tatap muka, khususnya penerapan protokol kesehatan.
Ia memberikan contoh, pengecekan telah dilakukan di SMP Negeri 30 Jakarta di Rawa Badak Utara, Koja, Jakarta Utara.
Baca juga: Pakai masker hingga cuci tangan bisa bantu anak cegah hepatitis
"Khususnya prokes, kami lihat sejauh mana dipersiapkan sekolah. Dari dia (siswa) masuk pintu gerbang sampai dia hadir di kelas. Jadi, siswa wajib mengikuti prokes di sekolah," katanya.
Menurut Wakil Kurikulum SMP Negeri 30 Jakarta Emi Priyanti, pada hari pertama pelaksanaan PTM, Kamis ini tercatat sebanyak dua orang tidak masuk ke sekolah.
Adapun alasannya karena masih berada di tengah perjalanan pulang dari dinas orang tuanya di luar negeri dan satu lagi alasannya tidak disebutkan.
"Hari ini juga yang terlambat cuma dua orang dan tidak masuk juga cuma dua. Jadi, sudah semangat semuanya, sudah 100 persen masuk," kata Emi.
Adapun jam pelajaran di SMP Negeri 30 Jakarta juga diatur masing masing pelajaran berdurasi 45 menit. Siswa masuk sekolah sejak pukul 06.30 WIB dan jam pulang pada pukul 11.00 WIB.
Baca juga: Kasus hepatitis misterius di Sumbar masih diteliti Diskes
"Jumlah siswa 829 dari kelas 7-9. Tapi yang masuk hanya kelas 7 dan 8 karena kelas 9 sudah selesai ujian," kata Emi.
"Indikasinya, kalau mau masuk sekolah, badannya panas, itu tidak kami perkenankan masuk. Jadi, kami minta istirahat atau belajar di rumah," kata Kepala Seksi Pendidikan Dasar, Pendidikan Khusus, dan Layanan Khusus (Dikdas PKLK) Suku Dinas Pendidikan Wilayah II Jakarta Utara Jaanan kepada wartawan di Jakarta Utara, Kamis.
Ia mengatakan di beberapa sekolah, memang belum semua siswanya masuk 100 persen dengan berbagai macam kendala, salah satunya karena kondisi kurang sehat.
Jaanan juga sudah memonitor kegiatan pelaksanaan hari pertama masuk sekolah untuk melihat sejauh mana yang sudah dipersiapkan oleh sekolah terkait pembelajaran tatap muka, khususnya penerapan protokol kesehatan.
Ia memberikan contoh, pengecekan telah dilakukan di SMP Negeri 30 Jakarta di Rawa Badak Utara, Koja, Jakarta Utara.
Baca juga: Pakai masker hingga cuci tangan bisa bantu anak cegah hepatitis
"Khususnya prokes, kami lihat sejauh mana dipersiapkan sekolah. Dari dia (siswa) masuk pintu gerbang sampai dia hadir di kelas. Jadi, siswa wajib mengikuti prokes di sekolah," katanya.
Menurut Wakil Kurikulum SMP Negeri 30 Jakarta Emi Priyanti, pada hari pertama pelaksanaan PTM, Kamis ini tercatat sebanyak dua orang tidak masuk ke sekolah.
Adapun alasannya karena masih berada di tengah perjalanan pulang dari dinas orang tuanya di luar negeri dan satu lagi alasannya tidak disebutkan.
"Hari ini juga yang terlambat cuma dua orang dan tidak masuk juga cuma dua. Jadi, sudah semangat semuanya, sudah 100 persen masuk," kata Emi.
Adapun jam pelajaran di SMP Negeri 30 Jakarta juga diatur masing masing pelajaran berdurasi 45 menit. Siswa masuk sekolah sejak pukul 06.30 WIB dan jam pulang pada pukul 11.00 WIB.
Baca juga: Kasus hepatitis misterius di Sumbar masih diteliti Diskes
"Jumlah siswa 829 dari kelas 7-9. Tapi yang masuk hanya kelas 7 dan 8 karena kelas 9 sudah selesai ujian," kata Emi.