Manado (ANTARA) - PT Pertamina menjamin stok bahan bakar minyak (BBM) aman dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
"Stok BBM jenis Pertalite dan Pertamax di sejumlah SPBU tidak kosong," kata Area Manager Communication, Relations & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Laode Syarifuddin Mursali, di Manado, Jumat.
Dia mengatakan pihaknya menjamin stok BBM aman, dimana terpantau melalui digitalisasi stok BBM di 5 SPBU di Kota Kotamobagu, Sulut aman.
Rata-rata stok per hari dari 5 SPBU untuk Pertalite berada diatas 19 KL dan Pertamax dengan rata- di atas 7 KL.
Dia menjelaskan adapun untuk stok BBM jenis Pertalite di Sulawesi berada pada angka 54.000an KL dengan penyaluran rata-rata harian 7.000 KL.
Sedangkan, katanya, stok Pertamax di Sulawesi berada pada angka 16.500 KL dengan penyaluran rata-rata harian 622 KL.
"Kondisi ini menunjukkan stok termasuk aman," jelasnya.
Sebagaimana diketahui, suplai utama BBM ke Kotamubagu berasal dari Integrated Terminal Bitung, dimana stok di IT Bitung juga sangat aman.
Stok Pertalite 11.000an KL, penyaluran Rata-rata harian 1.000 KL. Sedangkan stok Pertamax 1.600an KL dan penyaluran rata-rata harian 60 KL.
"Masih sangat aman untuk stok yang tersedia di IT Bitung," jelasnya.
Adapun, katanya, terkait adanya isu banyaknya pengecer yang menjual Pertalite, pihaknya tentunya mengajak masyarakat serta pemda dan aparat berwenang untuk dapat melaporkan dan menindak hal tersebut, karena sebagaimana diketahui terkait adanya perubahan aturan Perpres 191 tahun 2014 untuk Jenis Bahan Bakar Penugasan (JBKP) yang tertuang pada Perpres No. 117 tahun 2021 bahwa ditetapkan Pertalite sebagai JBKP dan kuotanya diatur oleh pemerintah dalam hal ini adalah Kementerian ESDM melalui BPH Migas.
Sehingga, katanya, pembelian BBM Pertalite untuk umum menggunakan galon dilarang kecuali mempunyai surat rekomendasi dari instansi terkait.
Pertamina pun telah mengeluarkan edaran bahwa SPBU harus menyalurkan sesuai dengan aturan atau SOP yang ada yaitu tidak melayani galon dan langsung ke kendaraan.
"Apabila masyarakat menemukan adanya ketidaktersediaan BBM ataupun menemukan kejadian lainnya yang berhubungan dengan pelayanan kami, kami membuka layanan konsumen Pertamina Call Center 135 untun menindaklanjuti keluhan masyarakat," jelasnya.
"Stok BBM jenis Pertalite dan Pertamax di sejumlah SPBU tidak kosong," kata Area Manager Communication, Relations & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, Laode Syarifuddin Mursali, di Manado, Jumat.
Dia mengatakan pihaknya menjamin stok BBM aman, dimana terpantau melalui digitalisasi stok BBM di 5 SPBU di Kota Kotamobagu, Sulut aman.
Rata-rata stok per hari dari 5 SPBU untuk Pertalite berada diatas 19 KL dan Pertamax dengan rata- di atas 7 KL.
Dia menjelaskan adapun untuk stok BBM jenis Pertalite di Sulawesi berada pada angka 54.000an KL dengan penyaluran rata-rata harian 7.000 KL.
Sedangkan, katanya, stok Pertamax di Sulawesi berada pada angka 16.500 KL dengan penyaluran rata-rata harian 622 KL.
"Kondisi ini menunjukkan stok termasuk aman," jelasnya.
Sebagaimana diketahui, suplai utama BBM ke Kotamubagu berasal dari Integrated Terminal Bitung, dimana stok di IT Bitung juga sangat aman.
Stok Pertalite 11.000an KL, penyaluran Rata-rata harian 1.000 KL. Sedangkan stok Pertamax 1.600an KL dan penyaluran rata-rata harian 60 KL.
"Masih sangat aman untuk stok yang tersedia di IT Bitung," jelasnya.
Adapun, katanya, terkait adanya isu banyaknya pengecer yang menjual Pertalite, pihaknya tentunya mengajak masyarakat serta pemda dan aparat berwenang untuk dapat melaporkan dan menindak hal tersebut, karena sebagaimana diketahui terkait adanya perubahan aturan Perpres 191 tahun 2014 untuk Jenis Bahan Bakar Penugasan (JBKP) yang tertuang pada Perpres No. 117 tahun 2021 bahwa ditetapkan Pertalite sebagai JBKP dan kuotanya diatur oleh pemerintah dalam hal ini adalah Kementerian ESDM melalui BPH Migas.
Sehingga, katanya, pembelian BBM Pertalite untuk umum menggunakan galon dilarang kecuali mempunyai surat rekomendasi dari instansi terkait.
Pertamina pun telah mengeluarkan edaran bahwa SPBU harus menyalurkan sesuai dengan aturan atau SOP yang ada yaitu tidak melayani galon dan langsung ke kendaraan.
"Apabila masyarakat menemukan adanya ketidaktersediaan BBM ataupun menemukan kejadian lainnya yang berhubungan dengan pelayanan kami, kami membuka layanan konsumen Pertamina Call Center 135 untun menindaklanjuti keluhan masyarakat," jelasnya.