Manado, (AntaraSulut) - Ketua Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia, Rino A Gani, mengatakan kotoran babi dapat menjadi media perantara yang membawa virus hepatitis E. "Babi yang merupakan hewan ternak dapat menjadi perantara virus hepatitis E," ujarnya saat dijumpai di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta, Selasa. Rino menjelaskan pola penyebaran hepatitis E hampir sama dengan pola penyebaran hepatitis A yang tertular melalui makanan serta minuman yang terkontaminasi kotoran atau tinja. Tiga wilayah yang terdeteksi menjadi lokasi penyebaran virus hepatitis E adalah Kalimantan Barat, Bali, serta Lombok. "Hal itu disebabkan tiga lokasi ini merupakan daerah yang masyarakatnya banyak memelihara babi," jelas Rino. Kotoran babi adalah perantara yang membawa virus hepatitis E dan dapat 'terbawa' kepada makanan lewat tangan yang belum dicuci bersih, terutama bila tangan telah terkontaminasi kotoran babi. "Saat tangan menyentuh makanan dan masuk ke dalam mulut, maka itu sudah menjadi penyebab hepatitis E," tambah dia. Ia mengatakan mitos hepatitis dapat tertular melalui udara adalah salah, karena hepatitis A dan E hanya tertular secara oral atau melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi kotoran. "Hepatitis A dan E tertular secara oral, lewat makanan. Namun hepatitis B dan C tertular melalui darah atau luka yang terbuka," imbuh dia.

Pewarta :
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024