Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin menyebut Presiden Joko Widodo selalu berusaha untuk merespons permintaan masyarakat termasuk permintaan pedagang di Pasar Bogor.

"Betul, kemarin ada warga masyarakat yang mengadu kepada Presiden di Pasar Bogor, Kota Bogor saat Presiden menyerahkan Bansos di pasar tersebut dan Presiden selalu berusaha merespons dengan cepat hal yang disampaikan masyarakat kepada dirinya," kata Bey di Jakarta, Jumat.

Saat penyerahan bantuan sosial (bansos) di Pasar Bogor pada Kamis (21/4/2022) diketahui dua orang pedagang sempat berteriak histeris kepada Presiden Jokowi dan memohon agar Presiden menolong seorang saudaranya yang dipenjara karena menolak pungutan liar (pungli).

"Sebetulnya hal seperti ini merupakan peristiwa biasa saat Presiden bertemu masyarakat, baik di pasar, kampung nelayan, atau saat kunjungan kerja ke daerah," ungkap Bey.

Bey mencontohkan saat Presiden Jokowi meninjau lahan jeruk di Sumatera Utara, Presiden menelpon langsung Menteri Pertanian karena masalah yang disampaikan berkaitan dengan pertanian. Contoh lain adalah saat Presiden berkunjung ke kampung nelayan, Presiden menelpon Menteri Agraria dan Tata Ruang karena terkait dengan status lahan.

"Kemarin, Presiden langsung meminta Sekretaris Kabinet yang memang tengah mendampingi untuk mencatat hal yang disampaikan warga dan juga meminta Kapolda Jawa Barat untuk mencari kejelasan dari kasus tersebut," tambah Bey.

Menurut Bey, pihak kepolisian sudah menjelaskan kepada media hal yang diadukan warga tersebut.

"Jadi sebetulnya Presiden turun langsung bertemu masyarakat, seperti ke pasar, kampung nelayan, maupun di sela-sela saat kunjungan kerja, bukan hanya sekedar menyapa atau membagikan bantuan sosial, tapi justru yang lebih penting bagi Presiden adalah mendengarkan masukan langsung dari masyarakat," ungkap Bey.

Dalam video yang beredar di media sosial tampak dua orang pedagang berteriak ke arah Presiden Jokowi dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung di Pasar Bogor.

"Pak, tolong kami, di sini banyak pungli, om kami ditangkap polisi. Om kami melawan preman, menolak pungli ditangkap polisi, kami bingung, sudah 3 bulan lebih dipenjara," kata seorang pedagang perempuan.

Mendapati hal tersebut, Presiden pun berhenti dan meminta pedagang perempuan yang ditemani seorang pedagang laki-laki itu untuk tenang, namun keduanya masih tetap histeris dan berusaha meminta tolong kepada Presiden

"Om kami ditangkap polisi, Bapak. Kami bingung," kata pedagang itu.

"Tenang, tenang," kata Jokowi.

Presiden Jokowi lalu meminta Pramono Anung untuk mencatat nama saudara pedagang yang ditahan polisi tersebut.

"Sudah 3 bulan lebih di penjara Bapak, mana mau lebaran, anaknya empat, Pak. Mohon Bapak, hanya Bapak yang bisa menolong kami," kata pedagang itu.

Pedagang laki-laki bahkan mengaku memiliki bukti-bukti terkait kasus yang menjerat saudaranya.

"Karena menolak pungli saja, Bapak. Kita punya bukti-bukti semua Bapak, itu preman" kata si pedagang.

"Terima kasih Bapak," tutur pedagang.

Selesai di Pasar Bogor, sekitar pukul 17.00 WIB Presiden kembali ke Istana Kepresidenan Bogor.

Turut mendampingi Jokowi dalam kegiatan tersebut antara lain Menteri Sosial Tri Rismaharini, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Wali Kota Bogor Bima Arya.

Pewarta : Desca Lidya Natalia
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024