Manado (ANTARA) - Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Manado (KPM) mendorong peningkatan ekspor gula merah di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) tahun 2022 ini.

Kepala Karantina Pertanian Manado Donny Muksidayan mengatakan tren peningkatan lalu lintas komoditas gula merah asal Sulut baik untuk pasar domestik maupun ekspor cukup baik.

"Dari data yang ada di Karantina Pertanian Manado selama tahun 2021, komoditas olahan asal sub sektor perkebunan ini telah berhasil di ekspor ke tiga negara yakni Hongkong, Jepang dan Singapura," katanya.

Dia menjelaskan total tahun 2021 sudah mengekspor sebanyak 531,02 kg Gula Merah ke tiga negara tersebut, dengan ekspor terbesar ke Jepang sebanyak 381,52 kg, dengan nilai Rp43,6 juta.

Donny mengatakan tidak hanya pasar ekspor ke luar negeri, pasar domestik juga tidak kalah besar di tahun 2021  mencapai 179 ton lebih ke beberapa daerah di Indonesia. 

Harapannya pelaku usaha pembuat gula merah, yang rata-rata dalam skala Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) ini juga fokus membidik pasar ekspor. Peluang pasarnya masih terbuka lebar, katanya.

“Sesuai tugas yang diberikan kepada Karantina Pertanian untuk mengawal peningkatan ekspor, kami terjun langsung kelapangan untuk memberikan pendampingan," jelas Donni.

Pendampingan berupa sosialisasi dan bimbingan teknis tentang persyaratan ekspornya. Adapun wilayah sasarannya adalah  Kabupaten Minahasa Utara agar bisa mengekspor gula merah.

Untuk tahun 2021 lalu, katanya, ekspor Gula Merah dari Bumi Nyiur Melambai baru berasal dari tiga daerah yakni Kota Manado, Kota Bitung, serta Kota Tomohon.

Kepala Badan Karantina Pertanian Bambang mengapresiasi peningkatan lalu lintas komoditas gula merah baik domestik maupun ekspor. 

Secara nasional, dari data sistem lalu lintas komoditas pertanian, IQFAST Barantan mencatat pada tahun 2019 ekspor komoditas ini mencapai 5.765 ton senilai Rp115,3 miliar, tahun 2020 meningkat sebanyak 11.527 ton senilai Rp230,5 miliar, dan tahun 2021 meningkat lagi sebanyak 11.906 ribu ton senilai Rp238,1 miliar.

“Ini menunjukkan kualitas gula merah kita bagus dan disukai oleh negara lain, karenanya bisa dikembangkan lagi mengingat negara kita banyak tumbuh pohon aren sebagai pohon penghasil cairan untuk bahan gula merah,” ujarnya.

Bambang menambahkan, seperti pinang, jika fokus untuk dikembangkan, gula merah bisa juga menjadi komoditas unggulan ekspor baru di bidang pertanian. "Mari kita bersinergi dengan instansi terkait lainnya untuk mewujudkan gula merah sebagai komoditas ekspor unggulan pertanian yang baru," tutup Bambang.


 

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024