Hari pertama penyelenggaraan Asia Media Summit (AMS) di Manado Sulawesi Utara, menjadi ajang pertemuan para "broadcaster", dari berbagai belahan dunia membahas nasib media ke depan.

Banyak harapan ditanamkan para pekerja media terhadap penyelenggaraan AMS tersebut, karena membahas tentang masa depan serta berbagai tantangan yang dihadapi selama ini oleh media, di tengah kondisi negara yang berubah-ubah.

UNESCO misalnya menyatakan, AMS adalah saatnya bagi pekerja media untuk melihat capaian selama ini dan membahas tantangan masa depan.

"AMS ini juga merupakan kesempatan membahas tentang peran media, sebagai sarana komunikasi dan informasi menghadapi tantangan abad ke 21," kata Direktur Biro Ilmu Pengetahuan UNESCO wilayah Asia dan Pasifik, Hubert Gijzen.

Menurut Hubert UNESCO memuji pemilihan tema AMS ke 10 ini, yakni "Delivering on Broadcasting`s future," dimana pelaksanaannya juga pada pada waktu-waktu kritis pencapaian target MDGs 2015.

Hal tersebut membantu memberikan perlindungan kepada para jurnalis yang menjadi target kekerasan, pada beberapa waktu ini.

"UNESCO mencatat dalam 10 tahun ini, lebih dari 600 jurnalis terbunuh, bahkan pada 2012 sebanyak 212 wartawan, bloger, dan pekerja media yang tewas, dan yang dihukum hanya sembilan orang saja.

Sedangkan para broadcaster juga berharap pelaksanaan Asia Media Summit (AMS) di Manado Sulawesi Utara ini, membawa banyak perubahan media ke depan.

"Para broadcaster dari berbagai negara berkumpul di sini, dan ini saat yang tepat membahas tentang masa depan media," kata

Wakil Menteri Urusan Radio Kuwait Yosuef Mostafa Abdullah.

Yosuef mengatakan para pihak yang berwenang saling membahas dan berbagi pengetahuan tentang hal tersebut, sehingga kemana media ke depan akan jelas arahnya.

Ia mengatakan di negaranya Kuwait, generasi muda cenderung menggunakan telepon genggam untuk berbagai keperluan, termasuk informasi dan itulah yang menjadi perhatian, sebab informasinya dikhawatirkan tidak tersaring dan bisa membua tersesat.

"Itu tanggung jawab kami dengan membuatnya kembali mendengarkan informasi dan hal-hal yang bermanfaat dan benar lewat media radio dan televisi," katanya.

Namun ia mengatakan sukses hari ini belum tentu di masa depan juga sama, karena itu dengan adanya AMS banyak harapan juga untuk pengembangan media kedepan, terutama radio dan televisi.

Direktur Eksekutif Radio Sailung Community FM 104 MHz Nepal, Hom Pathak mengatakan di negaranya ada banyak radio dan televisi di Nepal, yang berhadapan dengan berbagai tantangan, di sini kami berharap menemukan solusi untuk itu.

Namun ia mengatakan, dengan berbagai tantangan yang dihadapi tersebut, radio dan televisi di Nepal tetap bertahan, karena banyak dukungan yang datang dari berbagai pihak, terutama swasta sehingga bisa berkembang.

"Kami menaruh banyak harapan pada pertemuan ini, kiranya banyak solusi yang akan dihasilkan menjadi semua ketentuan untuk media di seluruh dunia, sehingga masa depannya lebih baik dibandingkan sekarang," kata Hom Pathak.



Tuan Rumah AMS ke-11

Kota Jeddah siap menjadi tuan rumah pelaksanaan Asia Media Summit (AMS) ke 11 tahun depan.

"Sebagai penyelenggara tahun depan, kami sudah melakukan berbagai persiapan sejak sekarang," kata Perwakilan Saudi Arabian Television English Chanel, Abdullah Almansour, di Manado, Rabu.

Ia mengatakan kehadirannya di Manado, Sulawesi Utara, sebagai perwakilan, dariSaudi Arabian Television English Chanel menjadi kesiapan Kota Jeddah dan Kerajaan Arab Saudi menerima para broadcaster internasional tahun depan, dalam pelaksanaan AMS.

Untuk itu, ia mengatakan, pihaknya sudah menyediakan berbagai liflet dan brosur tentang kota Jeddah serta Arab Suadi secara umum, sekaligus menjadi perkenalan bagi umum bagi peserta tahun depan.

"Kami sangat berharap tahun depan bisa bertemu dengan semua peserta yang ada di Manado ini, untuk ikut dalam AMS di negara kami," kata Abdullah.

Pelaksanaan AMS ke 10 di Manado Sulawesi Utara, diikuti oleh sekitar 395 peserta dari 19 negara, di Asia hingga Amerika Utara yang membahas tentang masa depan media.

Tahun sebelumnya AMS ke-9 digelar di Bangkok Thailand yang dihadiri oleh ratusan peserta yakni para broadcaster dari berbagai belahan dunia, bukan hanya Asia saja, sehingga menghasilkan banyak hal untuk perkembangan media.

Dalam pelaksanaan di Manado AMS dibuka oleh Menteri Komunikasi dan Informatika RI Tifatul Sembiring, serta mendapat dukungan dari UNESCO yang juga sangat peduli dengan media dan pekerjanya.
(guntur/@antarasulut.com)



Pewarta : Oleh Joyce Bukarakombang
Editor : Guntur Bilulu
Copyright © ANTARA 2024