Manado (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sulawesi Utara (Sulut) membangun jejaring untuk memperluas digitalisasi informasi meteorologi di provinsi itu.
"Sesuai tema Hari Meteorologi Dunia ke- 72 yaitu 'Early Warning and Early Action', BMKG Sulut gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat," kata Koordinator Bidang Observasi dan Informasi Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado, Ben Molle, Rabu di Manado.
Ia menjelaskan kelompok masyarakat yang disasar melalui informasi digital meteorologi yang berbasis teknologi di antaranya adalah generasi milenial.
"Informasi digital kondisi cuaca ini kami sebar melalui media sosial atau juga bisa diunduh melalui aplikasi yang tersedia, bisa juga mendapatkan informasi melalui 'website' BMKG," katanya.
Tidak sampai di situ, menurut dia, BMKG juga menerapkan menyebarluaskan informasi melalui sekolah lapang geofisika, sekolah lapang gempa, sekolah lapang iklim, sekolah lapang cuaca, sekolah lapang nelayan dan sekolah lapang penerbangan.
Tujuannya adalah memberikan informasi seluas-luasnya kepada masyarakat sehingga dapat dibaca secara digital melalui aplikasi maupun infografis prakiraan cuaca harian.
BMKG juga membangun jejaring bekerja sama dengan yayasan ataupun dengan organisasi yang menangani anak berkebutuhan khusus.
"Kita membangun kemitraan dengan yayasan Kaleb untuk anak berkebutuhan khusus. Harapannya agar informasi meteorologi ini tidak hanya untuk orang normal, tetapi juga bagi mereka yang menyandang anak berkebutuhan khusus," katanya menambahkan.
Diharapkan semakin banyak jejaring yang terbangun, akan memudahkan penyebarluasan informasi BMKG ke tengah masyarakat, demikian Ben Mollee.
"Sesuai tema Hari Meteorologi Dunia ke- 72 yaitu 'Early Warning and Early Action', BMKG Sulut gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat," kata Koordinator Bidang Observasi dan Informasi Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado, Ben Molle, Rabu di Manado.
Ia menjelaskan kelompok masyarakat yang disasar melalui informasi digital meteorologi yang berbasis teknologi di antaranya adalah generasi milenial.
"Informasi digital kondisi cuaca ini kami sebar melalui media sosial atau juga bisa diunduh melalui aplikasi yang tersedia, bisa juga mendapatkan informasi melalui 'website' BMKG," katanya.
Tidak sampai di situ, menurut dia, BMKG juga menerapkan menyebarluaskan informasi melalui sekolah lapang geofisika, sekolah lapang gempa, sekolah lapang iklim, sekolah lapang cuaca, sekolah lapang nelayan dan sekolah lapang penerbangan.
Tujuannya adalah memberikan informasi seluas-luasnya kepada masyarakat sehingga dapat dibaca secara digital melalui aplikasi maupun infografis prakiraan cuaca harian.
BMKG juga membangun jejaring bekerja sama dengan yayasan ataupun dengan organisasi yang menangani anak berkebutuhan khusus.
"Kita membangun kemitraan dengan yayasan Kaleb untuk anak berkebutuhan khusus. Harapannya agar informasi meteorologi ini tidak hanya untuk orang normal, tetapi juga bagi mereka yang menyandang anak berkebutuhan khusus," katanya menambahkan.
Diharapkan semakin banyak jejaring yang terbangun, akan memudahkan penyebarluasan informasi BMKG ke tengah masyarakat, demikian Ben Mollee.