Manado, (Antara Sulut) - Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Pusat Humaniora Kebijakan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI, melakukan sosialisasi Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) selama dua hari untuk 2013.

"Riskesdas adalah sebuah rangkaian kegiatan riset yang berbasis komunitas untuk mencari evidence based yang baik bagi landasan kebijakan kesehatan secara nasional," kata Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI, Agus Suprapto, di Manado, Sulawesi Utara, Senin.

Agus Suprapto mengatakan, Riskesdas pertama kali dilakukan tahun 2007, dan dilaksanakan setiap lima tahun sekali, berasal dari survei kesehatan rumah tangga, tetapi tidak representatif untuk tingkat kabupaten kota, sehingga dilakukanlah Riskesdas.

"Riskesdas dilatarbelakangi oleh keinginan pemerintah untuk mencari tahu kualitas kesehatan masyarakat dan mengukur apakah kebijakan yang dilakukan bisa menunjungnya atau tidak," kata Agus Suprapto.

Ia mengatakan dari Riskesdas inilah muncul Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM), yang dikur berdasarkan 24 indikator dimana 22 adalah hasil Riskesdas dan dua lainnya adalah riset potensi desa.

24 indikator itu adalah prevalensi balita gizi buruk dan kurang, prevanlensi balita sangat pendek dan pendek, prevalensi balita sangat kurus dan kurus, prevalensi diare, prevalensi Pnemonia, prevalensi hipertensi, ganggaun mental, asma, gigi dan mulut, disabilitas, cedera, penyait sendi, ISPA.

Proporsi cuci tangan, merokok setiap hari, akses air bersih, akses sanitasi, cakupan persalinan nakes, cakupan pemeriksaan neonatal, cakupan imunisasi lengkap, cakupan penimbangan balita, ratsio dokter per puskemas dan ratio bidan di desa.

Dari sinilah diketahui kondisi IPKM 15 kabupaten dan kota di Sulut, dimana pada 2007 saat masih berjumlah sembilan berada di posisi mengenah tidak terbaik dan tak terburuk, demikian juga pada 2010, masih hampir sama.

"Dari Riskesdas pada awal dilakukan, di Sulut, Manado berada di posisi tertinggi yakni 24 secara nasional, kemudian Tomohon di posisi 38, Bitung 57, Talaud 74, Minahasa Selatan 82, Minahasa Utara 133, Minahasa 139 , Sangihe Talaud 153 dan Bolaang Mongondow 201," kata Suprapto.

Ia mengatakan, pada 2010 saat ada riset dilakukan, untuk tingkat provinsi, Sulawesi Utara berada di posisi menengah tidak terburuk dan tak terbaik juga.

Suprapto mengatakan, sangat berharap nanti saat dilakukan Riskesdas 2013, kondisi IPKM Sulawesi Utara akan naik dibandingkan tahun sebelumnya. @antarasulutcom




Pewarta : Joyce Bukarakombang
Editor : Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2024