Kupang (ANTARA) - Uskup Ende Mgr Vincentius Sensi Potokota memuji PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur karena memanfaatkan produk Fly Ash Buttom Ash (FABA) atau material sisa PLTU untuk membangun rumah warga miskin di daerah itu.

"Saya sebagai uskup dengan tulus menyampaikan terima kasih kepada jajaran PLN yang telah memberikan hati untuk masyarakat yang membutuhkan lewat inovasi pemanfaatan FABA yang luar biasa," katanya dalam keterangan yang diterima di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Senin.

Ia menyampaikan hal itu dalam peresmian UMKM material konstruksi berbasis FABA dan lima rumah warga di Kabupaten Ende yang dibangun melalui pemanfaatan FABA.

Ia mengatakan pemanfaatan produk FABA yang diolah menjadi material untuk pembangunan rumah warga yang tidak mampu secara ekonomi merupakan bentuk kepedulian PLN untuk kemanusiaan.

Kegiatan bedah rumah, kata dia, bukti konkret saling berprihatin, peduli antara sesama yang sesuai dengan budaya saling memperhatikan dan mengasihi.

"Semoga kegiatan baik yang sudah dilaksanakan ini dilanjutkan dan menjadi contoh yang baik untuk pihak yang lain," kata.

General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTT Agustinus Jatmiko mengatakan selain menghadirkan energi listrik, PLN juga membantu warga tidak mampu maupun mendorong pertumbuhan usaha ekonomi masyarakat melalui pemanfaatan FABA.

Produksi FABA yang ada saat ini, kata dia, telah digunakan untuk pembangunan sarana umum, seperti tempat ibadah, jalan lingkungan, dan bedah rumah sederhana sehat layak huni bagi masyarakat kurang mampu.

Selain itu, FABA telah digunakan untuk pembangunan sarana umum milik negara sehingga menambah nilai aset negara.

Melalui pemanfaatan FABA untuk pembangunan, kata Jatmiko, keterbatasan infrastruktur di daerah terpencil atau tertinggal dapat dibenahi dengan biaya yang lebih murah dan volume yang lebih tinggi.

"Semoga pemanfaatan FABA ini terus didukung semua 'stakeholder' (pemangku kepentingan) lainnya sehingga kehadiran FABA lebih banyak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat," katanya.

Pewarta : Aloysius Lewokeda
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024