Jakarta (ANTARA) - Perusahaan sekuritas PT Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI) membidik peningkatan jumlah investor ritel melalui pemutakhiran fitur aplikasi trading online bernama KOINS.

Direktur Utama KISI Song Sangyup mengatakan, aplikasi tersebut akan memudahkan investor, baik ritel maupun institusi dalam bertransaksi. Aplikasi KOINS saat ini juga telah terdaftar di Kementerian Komunikasi dan Informatika.

“KOINS menggunakan teknologi paling mutakhir agar mempermudah segala keperluan para nasabah, khususnya para investor dari generasi milenial," ujar Song Sangyup dalam keterangan di Jakarta, Sabtu.



Terkait investor di pasar modal, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mengamati minat masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal kian semarak di masa pandemi.

BEI dan KSEI mencatat jumlah total investor pasar modal berbasis Single Investor Identification (SID) pada 29 Desember 2021 itu meningkat sebesar 92,7 persen atau menjadi 7,48 juta investor dari 3,88 juta investor pada 2020. Jumlah investor pada tahun lalu itu meningkat hampir tujuh kali lipat apabila dibandingkan 2017.

Data lainnya juga menyebutkan jumlah investor reksadana tercatat menjadi yang terbanyak lantaran jumlahnya mencapai 6,82 juta orang (SID), disusul investor Surat Berharga Negara (SBN) yang meningkat sebesar 32,68 persen menjadi 610 ribu orang, dan investor saham bertambah 103 persen menjadi 3,4 juta orang.

Pertumbuhan investor pada tahun lalu itu disokong peningkatan investor ritel, yakni investor dari generasi milenial (kelahiran tahun 1981-1996) dan gen-Z (kelahiran tahun 1997-2012) atau rentang usia ≤ 40 tahun yang porsinya sebesar 88 persen dari total investor ritel.

Lonjakan pertumbuhan jumlah investor ritel turut berdampak terhadap dominasi investor ritel terhadap aktivitas perdagangan harian di BEI yang porsinya mencapai 56,2 persen dari 48,4 persen pada tahun sebelumnya.

Usia investor pasar modal Indonesia yang didominasi generasi milenial dan gen-Z menjadi salah satu alasan maraknya pengembangan serta proses digitalisasi di pasar modal.



KSEI mengamati investor muda ini melek digital sehingga mereka cenderung bertransaksi secara online di beragam instrumen investasi yang tersedia di pasar modal (saham, reksadana, dan obligasi ritel).

Song Sangyup mengatakan pertumbuhan investor di pasar modal Indonesia kian memacu KISI untuk memutakhirkan dan memudahkan transaksi investor di platform digital.

Modal kerja pun dikucurkan KISI untuk mengembangkan teknologi informasi agar meningkatkan daya saing di tengah ketatnya persaingan di industri sekuritas domestik.

Song Sangyup menyebutkan KISI, yang disokong modal yang solid dan berpengalaman di industri pasar modal di Korea Selatan, menargetkan untuk menjadi perusahaan sekuritas terbesar di Indonesia pasca mengakuisisi PT Danpac Sekuritas pada pertengahan 2018.

"Kami menargetkan ekspansi bisnis di Indonesia dapat bisa menembus nasabah segmen ritel, seperti yang telah kami lakukan selama 47 tahun di Korea Selatan," ujar Song Sangyup.

KISI adalah anak perusahaan Korea Investment Holdings (KIH), perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Korea Selatan dengan kapitalisasi pasar sekitar Rp73 triliun. KIH, sejak didirikan pada 1974, merupakan perusahaan investasi yang pertama kali di Korea Selatan.

Pewarta : Citro Atmoko
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024