Manado (ANTARA) - Balai Karantina Pertanian Manado, Sulawesi Utara (Sulut) terus mendorong tumbuhnya eksportir di kalangan milenial menjajaki peluang pasar komoditas pertanian.

"Kita sudah ada yang namanya komunitas milenial Go Ekspor. Nah, mereka sudah melakukan ekspor perdana Cocopeat 44 ton ke Korea Selatan," ujar Kepala Balai Karantina Pertanian Manado, Donni Muksydayan di Manado, Senin.

Rata-rata pelaku usaha yang tergabung dalam komunitas ini berumur 25 tahun ke atas.

"Mereka juga sudah melakukan ekspor kedua yaitu Vanili. Kira-kira ada sebanyak 60 lebih anak-anak muda yang tergabung dalam komunitas ini," ujarnya.

Eksportir milenial ini diibaratkan Donni seperti kepingan 'puzzle' yang dicari Provinsi Sulut.

"Petani di Sulut banyak, lahannya luas dan subur serta produktif menghasilkan produk pertanian, akan tetapi kurang pemain yang menggeluti perdagangan komoditas pertanian," katanya.

Donni menambahkan, komunitas milenial 'Go Ekspor'telah mendapatkan 'Purchase Order' (PO) ke Dubai untuk komoditas cengkeh.

"Mereka mencari pembeli dan kita juga telah memfasilitasi mereka ke beberapa industri. Kemarin sudah sepakat dengan PT Sasa di Amurang," katanya.

Caranya, komunitas ini boleh membeli tepung kelapa ke perusahaan tersebut, kemudian menawarkan produknya kepada pembeli dan ini sudah dikerjasamakan.

"Kemarin juga kita sudah ke perusahaan Gunung Intan yang bergerak pada komoditas Pala. Kita juga menawarkan bunga Krisan dan serat Abbaca. Kita tawarkan mereka menjadi eksportir," katanya.

Selain komunitas ini, juga telah terbentuk komunitas tanaman hias sehingga diharapkan mendorong tumbuhnya komunitas-komunitas baru lainnya menjadi pelaku usaha.

Pewarta : Karel Alexander Polakitan
Editor : Jorie MR Darondo
Copyright © ANTARA 2024