Minahasa Tenggara (ANTARA) - Kementerian Sosial (Kemensos) Republik Indonesia memperhatikan pengembangan sanggar seni di Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara dengan memberikan sejumlah bantuan.

Sanggar Seni Hadra menjadi salah satu yang mendapatkan bantuan dari Kemensos, yang diterima telah diserahkan Bupati Minahasa Tenggara James Sumendap, Selasa (21/12).

Bantuan dari Kemensos ini dalam bentuk uang pembinaan sebesar Rp 50 juta, sebagai upaya penanganan pandemi COVID-19

“Kami berkomitmen meningkatkan kearifan lokal di desa melalui nilai-nilai budaya tradisional guna menciptakan rasa aman dan mencegah konflik sosial, serta penyebaran paham radikalisme terorisme,” ungkap Ketua Pengurus Sanggar Seni Hadra, Ramli Pagihari, didampingi Bendahara, Ismet Abraham, Rabu.

Keberadaan sanggar seni yang dibentuk lewat swadaya masyarakat saat ini memiliki anggota yang cukup banyak.

Sementara itu, meski peralatan yang terbatas akibat keterbatasan anggaran, sanggar seni ini tetap selalu berupaya menghadirkan inovasi dan kreasi yang baik.

“Kami mengapresiasi bantuan kemensos ini dan berterima kasih kepada Bupati James Sumendap yang lewat Dinas Sosial telah mengupayakannya. Bantuan ini penting bagi kami sebab selain peningkatan nilai budaya, ini menjadi solusi pengembangan fasilitas peralatan Hadra,” ujarnya.

Selain itu, anggota Sanggar Hadra yang mayoritas sebagai nelayan menjadi perhatian para pengurus, sehingga sebagian bantuan ini juga dialokasikan untuk pengembangan SDM lewat penguatan usaha ekonomi produktif untuk pembuatan rompon/rakit.

“Dengan begitu, adanya rompon/rakit yang memadai sebagai sarana penangkapan pemancingan ikan ini bisa turut mendukung income perkapita keluarga anggota sanggar seni Hadra,” tandasnya.

Adapun usaha rompon/rakit ini juga akan menjadi penunjang keberlangsungan sanggar seni Hadra, sebab dalam pembagian hasil usaha tersebut, sekitar 80 persen diperuntukkan bagi kesejahteraan anggota yang melakukan penangkapan ikan, sementara sisanya 20 persen masuk ke kas sanggar.

“Pesan Bapak Bupati James Sumendap untuk memanfaatkan bantuan ini dengan baik juga akan menjadi komitmen kami,” tutupnya.

Ia mengungkapkan, sanggar seni yang berasal dari Desa Borgo Satu di Kecamatan Belang, memiliki masyarakat heterogen karena latar belakang etnis campuran sanggar yang sudah berdiri sejak tahun 2010 merupakan salah satu alat pemersatu masyarakat yang penduduknya mayoritas nelayan dan petani.

“Latar belakang pemeluk agama yang 99 persen beragama muslim membuat Sanggar Seni Hadra ini memiliki peran sebagai alat pemersatu,” pungkasnya.***3***

Pewarta : Arthur Ignasius Karinda
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024