Manado (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) menghadirkan energi untuk warga pelosok wilayah 3T yakni terluar, terdepan, terpencil di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).

"Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan dan memiliki tantangan distribusi energi tersulit di dunia. Bahkan, masih ada beberapa lokasi di pelosok Indonesia yang hingga saat ini belum merasakan mudahnya mendapatkan akses energi," kata VP Goverment Assignment PT Pertamina (Persero) Edi Ariawan, di Manado, Jumat.

Untuk itu, salah satunya agar energi dekat dengan masyarakat, pemerintah mencanangkan program BBM Satu Harga. Dimana pada program BBM Satu Harga ini, Pertamina diberikan mandat untuk menjamin ketersediaan energi terutama ketersediaan BBM di wilayah terluar, terdepan dan tertinggal (3T). 

Sebelumnya, wilayah 3T ini merupakan wilayah yang belum terjamah akses energi sama sekali seperti di wilayah lainnya dikarenakan lokasi dengan akses yang sulit. 

Penyaluran BBM ke kepulauan Sitaro dan kepulauan sekitarnya itu sendiri normalnya disalurkan bisa mencapai dua hari, apabila cuaca sedang tidak bagus pengiriman pun dapat melebihi waktu dua hari. 

Pengiriman BBM dilakukan dari Integrated Terminal Bitung, dimana kapal yang digunakan harus kapal besar karena distribusi yang sangat menantang mengarungi samudera pasifik. 

Kapal besar ini pun dapat mengangkut banyak muatan BBM dalam sekali penyaluran sehingga penyaluran bisa lebih efisien untuk menyalurkan ke SPBU yang berada di kepulauan-kepulauan di bagian utara Sulawesi Utara.

Dengan hadirnya BBM Satu Harga di Kepulauan Sitaro, tentunya memudahkan masyarakat yang rata-rata berprofesi sebagai nelayan dan petani untuk memperoleh BBM. Harga BBM yang didapatkan oleh masyarakat kepulauan pun sama dengan harga di perkotaan sehingga para nelayan dan petani tidak lagi harus jauh mencari BBM ke daerah perkotaan.

SPBU BBM Satu Harga ini ditargetkan dibangun di wilayah 3T. Harapan pemerintah melalui program ini adalah agar seluruh masyarakat dapat menikmati harga BBM itu satu harga. 

Subsidi BBM dari pemerintah saat ini yaitu Bio Solar yang masuk kategori JBT (Jenis Bahan Bakar Tertentu) dengan harga Rp5.150 sama di seluruh Indonesia. 

"Ini agar kita bisa menurunkan dan menstabilkan harga BBM yang sebelum adanya SPBU BBM Satu Harga, BBM mungkin dijual oleh kelompok masyarakat dengan tidak berijin dan tidak sesuai regulasi dengan harga yang tinggi. Maka dengan kondisi ini Pertamina hadir untuk menyiapkan SPBU BBM Satu Harga di wilayah kategori 3T,” ungkapnya.

Asisten II Setda Provinsi Sulut Praseno Hadi mengatakan pemerintah sangat menyambut gembira dan berterimakasih atas kepedulian dan perhatian dari Kementerian ESDM RI, serta sinergitas dari BPH Migas, Pertamina terhadap progres pembangunan bangsa di daerah melalui program BBM Satu Harga, terlebih khusus kepada masyarakat Sulawesi Utara. 

Menurutnya, pembangunan BBM Satu Harga ini adalah wujud dukungan nyata dari pemerintah pusat dan stakeholders terkait terhadap daerah Sulawesi Utara dan daerah-daerah kepulauan lainnya di Indonesia. Dimana, pelaksanaan program ini diarahkan untuk menggerakan sektor ekonomi domestik masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 

“BBM 1 Harga di wilayah Sulawesi Utara,  sejak tahun 2017 hingga saat ini berarti sudah ada 7 Penyalur BBM 1 Harga yang sudah beroperasi, dan kesemuanya memberi dampak nyata bagi masyarakat Sulut  di Kecamatan Melonguane, Kecamatan Kabaruan, Kecamatan Tagulandang, Kecamatan Miangas, Kecamatan Essang, Kecamatan Nanusa serta saat ini bertambah Kecamatan Siau Timur Selatan. 

"Menjadi sukacita yang luar biasa, karena itu, sangat diharapkan momentum ini akan menguatkan sinergitas dalam upaya membuat masyarakat di pulau, tetap merasa terlindungi, merasakan keadilan, dapat memenuhi kebutuhan dasarnya, dan dapat menjadi masyarakat yang mandiri,” ujarnya.

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024