Tomohon, (Antara Sulut) - Wakil Menteri (wamen) Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (parekraf) RI, Sapta Nirwandar mengatakan, "Tomohon International Flower Festival" (TIFF) adalah ajang yang tepat mempromosikan wisata daerah ini.

"Banyak iven seperti ini yang digelar di berbagai negara tidak lain untuk promosikan satu produk, satu destinasi dan satu kota," kata Nirwandar, saat memberikan sambutan pada pembukaan pelaksanaan "Tomohon International Flower Festival" di Kota Tomohon, Rabu.

Menurut wamen, setelah tiga kali digelar TIFF, dampak positif yang bisa dirasakan adalah Kota Tomohon sangat dikenal di Indonesia, apalagi gelaran festival seperti ini termasuk unik dan langka.

"Bandung sebagai Kota Kembang belum menggelar parade bunga seperti ini. Dan Kota Tomohon adalah satu-satunya kota di Indonesia yang menggelar festival atau parade bunga seperti ini," kata dia.

Dia mengatakan, bunga dengan pariwisata sangat dekat, bahkan belakangan ini bunga telah menjadi gaya hidup masyarakat dan memberikan nilai ekonomi tinggi bagi produsen bunga Krisan di Kota Tomohon.

"Kami sangat mendukung TIFF ini. Mudah-mudahan kalau sekarang ini baru lima negara yang ikut, tahun depan ada 15 negara yang ikut, sehingga tidak hanya kita-kita yang menyaksikan festival seperti ini, tapi juga ada warga internasional," katanya.

Dia mengatakan, semakin banyak orang tahu tentang Kota Tomohon, akan menggerakkan ekonomi deerah ini, di mana dampak yang bisa dirasakan adalah hotel-hotel yang berada di Manado terisi dengan adanya TIFF ini.

"Tomohon sudah dikenal di seluruh Indonesia. Tomohon harus dikunjungi untuk melihat indahnya bunga asli Indonesia, dan Tomohon adalah bagian dari pariwisata Indonesia," kata dia.

Nirwandar berharap, ke depan festival bunga seperti ini dapat ditayangkan secara nasional layaknya parade bunga Pasadena yang ditonton berjuta-juta warga di belahan dunia.

TIFF yang digelar 8-12 Agustus menghadirkan beberapa rangkaian kegiatan seperti parade kendaraan hias, pameran pariwisata, kontes ratu bunga, serta pameran seni dan budaya.***2***






Pewarta : Karel Polakitan
Editor : Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2024