Manado (ANTARA) - Sebagian korban banjir di Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah masih mengungsi karena menunggu banjir yang merendam rumah mereka benar-benar surut.
"Warga mengungsi itu di lokasi banjir terparah yaitu di Desa Sudan Kecamatan Cempaga Hulu. Warga ada yang mengungsi ke bangunan sekolah, ada pula menumpang di rumah kerabat mereka yang tidak terendam banjir," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Timur, Agus Mulyadi di Sampit, Selasa.
Data hingga Minggu (21/11) masih ada warga Desa Sudan yang masih mengungsi, yakni sebanyak sembilan kepala keluarga dengan 27 jiwa. Mereka adalah warga yang rumahnya terendam banjir cukup parah sehingga masih bertahan sambil menunggu rumah mereka tidak lagi terendam banjir.
Agus merincikan, jumlah pengungsi yang masih bertahan di SD 1 Nahan Kidu dari warga RT 2 sebanyak lima kepala keluarga dengan 14 jiwa dan warga RT 6 sebanyak dua kepala keluarga dengan enam jiwa. Sementara itu jumlah pengungsi di tempat saudara mereka di sekitar SD 1 Nahan Kidu sebanyak dua kepala keluarga dengan tujuh jiwa.
Secara umum, hasil pantauan BPBD hingga Minggu, banjir masih melanda 10 desa yang tersebar di empat kecamatan yaitu Kecamatan Cempaga Hulu, Kota Besi, Parenggean dan Cempaga dengan ketinggian air antara 20 sampai 100 cm di atas jalan desa.
BPBD bersama Dinas Sosial dan instansi terkait lainnya tetap mengoperasikan posko sekaligus dapur umum di Desa Sudan dan lokasi lainnya untuk membantu masyarakat korban banjir.
Tim juga menyisir lokasi banjir untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dan mengobati korban banjir yang menderita sakit. Tim memotivasi korban banjir agar tetap semangat dan menjaga kesehatan.
Sementara itu Minggu (21/11) sore, Wakil Bupati Irawati bersama Ketua DPRD Rinie dan Ketua Fraksi PDIP Modika Latifah Munawarah mengunjungi korban banjir dan memberikan bantuan sembako. Mereka mengunjungi tiga desa yang masih dilanda banjir cukup parah yaitu Patai, Rubung dan Sudan.
"Mudah-mudahan banjir segera surut sehingga masyarakat kita bisa kembali ke rumah dan beraktivitas secara normal. BPBD terus memantau hingga banjir benar-benar surut," kata Agus Mulyadi.
"Warga mengungsi itu di lokasi banjir terparah yaitu di Desa Sudan Kecamatan Cempaga Hulu. Warga ada yang mengungsi ke bangunan sekolah, ada pula menumpang di rumah kerabat mereka yang tidak terendam banjir," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Timur, Agus Mulyadi di Sampit, Selasa.
Data hingga Minggu (21/11) masih ada warga Desa Sudan yang masih mengungsi, yakni sebanyak sembilan kepala keluarga dengan 27 jiwa. Mereka adalah warga yang rumahnya terendam banjir cukup parah sehingga masih bertahan sambil menunggu rumah mereka tidak lagi terendam banjir.
Agus merincikan, jumlah pengungsi yang masih bertahan di SD 1 Nahan Kidu dari warga RT 2 sebanyak lima kepala keluarga dengan 14 jiwa dan warga RT 6 sebanyak dua kepala keluarga dengan enam jiwa. Sementara itu jumlah pengungsi di tempat saudara mereka di sekitar SD 1 Nahan Kidu sebanyak dua kepala keluarga dengan tujuh jiwa.
Secara umum, hasil pantauan BPBD hingga Minggu, banjir masih melanda 10 desa yang tersebar di empat kecamatan yaitu Kecamatan Cempaga Hulu, Kota Besi, Parenggean dan Cempaga dengan ketinggian air antara 20 sampai 100 cm di atas jalan desa.
BPBD bersama Dinas Sosial dan instansi terkait lainnya tetap mengoperasikan posko sekaligus dapur umum di Desa Sudan dan lokasi lainnya untuk membantu masyarakat korban banjir.
Tim juga menyisir lokasi banjir untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dan mengobati korban banjir yang menderita sakit. Tim memotivasi korban banjir agar tetap semangat dan menjaga kesehatan.
Sementara itu Minggu (21/11) sore, Wakil Bupati Irawati bersama Ketua DPRD Rinie dan Ketua Fraksi PDIP Modika Latifah Munawarah mengunjungi korban banjir dan memberikan bantuan sembako. Mereka mengunjungi tiga desa yang masih dilanda banjir cukup parah yaitu Patai, Rubung dan Sudan.
"Mudah-mudahan banjir segera surut sehingga masyarakat kita bisa kembali ke rumah dan beraktivitas secara normal. BPBD terus memantau hingga banjir benar-benar surut," kata Agus Mulyadi.