Manado,  (Antara Sulut) - Produsen Tahu dan Tempe di Kota Tomohon, Sulawesi Utara, masih tetap  berproduksi meskipun ketersediaan pasokan bahan baku kedelai berkurang dan harga mulai meningkat.

"Kalau di Jawa sudah banyak yang berhenti produksi, tapi kami di sini masih produksi, karena kami tidak ingin kehilangan pelanggan," kata Lis, salah satu produsen Tahu di Kelurahan Kinilow, Kecamatan Tomohon Utara, Kota Tomohon.

Dia menambahkan, sekarang ini dirinya mulai merasakan kesulitan pasokan bahan baku di sejumlah distributor kedelai yang ada di Kota Manado.

Bila sebelumnya, harga satu kilogram kedelai dibeli seharga Rp6500, saat ini harganya melonjak menjadi Rp9.000 per kilonya.

Kenaikan harga seperti ini, menurut Lis, terpaksa ditindaklanjuti dengan menaikkan harga tahu setiap buahnya yang biasanya dijual seharga Rp200 rupiah, kini dijual seharga Rp250 buahnya.

"Bila kami tidak menaikkan harga, usaha kami terancam gulung tikar. Kami tetap berusaha untuk berproduksi setiap hari meski kami harus membeli dengan harga cukup mahal," kata dia.

Sementara itu terpantau di Pasar Beriman Tomohon, masih banyak pedagang yang menjual tempe dan tahu untuk dikonsumsi warga Kota Tomohon dan sekitarnya.

Menurut Merry, salah satu penjual tahu-tempe, kemungkinan perajin tahu-tempe akan menaikkan harga jual pada awal Agustus, seiring dengan kurangnya stok kedelai.

"Saat ini kami belum menaikkan harga tahu ataupun tempe. Harga tahu setiap empat buah kami jual seharga seribu rupiah, sedangkan setiap bungkus tempe seharga tiga ribu lima ratus rupiah," kata dia.

Merry menambahkan, meski perajin terkendala bahan baku, namun stok tahu-tempe masih cukup banyak dijual di Pasar Beriman Kota Tomohon.

"Walaupun harganya mahal dan stok tetap tersedia, warga mungkin masih bisa memakluminya. Mudah-mudahan kesulitan pasokan kedelai ini segera teratasi pemerintah," ungkapnya.
(guntur/@antarasulutcom)

Pewarta : Karel Polakitan
Editor : Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2024