Manado (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melakukan program pelatihan kepada sekitar 100 pembudidaya dalam rangka menyiapkan SDM terampil untuk meningkatkan kinerja budidaya ikan air tawar di Provinsi Papua, 16-17 November.
"Papua memiliki potensi yang baik untuk pengembangan budidaya air tawar. Diketahui bahwa 80 persen rumah makan di Jayapura banyak menawarkan ikan air tawar," kata Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) KKP Kusdiantoro dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, pelaksanaan pelatihan budidaya air tawar kepada masyarakat juga dilaksanakan karena adanya permintaan yang tinggi akan ikan air tawar, seperti mujair, nila dan lele di Jayapura.
Hal tersebut, lanjutnya, tentu menjadi sebuah peluang usaha bagi masyarakat setempat sehingga perlu ditunjang dengan pelatihan dan sarana budidaya sehingga dapat memaksimalkan keterampilan dan pengetahuan para pembudidaya.
Ia mengemukakan bahwa perkembangan teknologi budidaya, khususnya budidaya air tawar, seperti bioflok, RAS, penggunaan probiotik juga telah mendorong meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam kinerja budidaya.
"Komoditas unggul ikan air tawar hasil pemuliaan, seperti nila srikandi dan nirwana, mas mustika, lele mutiara, patin perkasa, gurame bima menjadi komoditas perikanan yang dapat dibudidayakan di masyarakat," kata Kusdiantoro.
Melalui pelatihan ini, pihaknya pun berharap agar masyarakat Papua dapat memiliki peluang baru dalam dunia usaha yang dapat menambah penghasilan rumah tangga sehingga dapat memberikan daya dukung yang besar bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Pelatihan tersebut dilakukan melalui Pusat Pelatihan dan Penyuluhan KP dan Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan Ambon, bersinergi dengan Anggota Komisi IV DPR RI Dapil Provinsi Papua, Sulaeman L. Hamzah.
Sulaeman L. Hamzah, menerangkan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk menjaga kelestarian ikan endemik Danau Sentani melalui budidaya perikanan.
Di samping itu, pihaknya juga berharap pelatihan ini dapat meningkatkan hasil budidaya ikan air tawar masyarakat Papua, yang saat ini terkendala kurangnya pakan karena minimnya keahlian, sehingga membuat ikan yang dibudidayakan tumbuh stagnan.
"Pelatihan ini harus menjadi solusi pertumbuhan budidaya perikanan air tawar di Papua, sehingga ikan air tawar tidak hanya dapat dinikmati oleh masyarakat yang tinggal dekat Danau Sentani, tetapi juga masyarakat yang berada di pegunungan," ucap Sulaeman.
Apalagi, ia menuturkan bahwa kenaikan produksi budidaya ikan dalam kolam air tawar cukup pesat yaitu berkisar 11 persen setiap tahun, yang menunjukkan ada gairah besar di masyarakat untuk mengembangkan usaha budidaya ikan air tawar.
"Papua memiliki potensi yang baik untuk pengembangan budidaya air tawar. Diketahui bahwa 80 persen rumah makan di Jayapura banyak menawarkan ikan air tawar," kata Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) KKP Kusdiantoro dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, pelaksanaan pelatihan budidaya air tawar kepada masyarakat juga dilaksanakan karena adanya permintaan yang tinggi akan ikan air tawar, seperti mujair, nila dan lele di Jayapura.
Hal tersebut, lanjutnya, tentu menjadi sebuah peluang usaha bagi masyarakat setempat sehingga perlu ditunjang dengan pelatihan dan sarana budidaya sehingga dapat memaksimalkan keterampilan dan pengetahuan para pembudidaya.
Ia mengemukakan bahwa perkembangan teknologi budidaya, khususnya budidaya air tawar, seperti bioflok, RAS, penggunaan probiotik juga telah mendorong meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam kinerja budidaya.
"Komoditas unggul ikan air tawar hasil pemuliaan, seperti nila srikandi dan nirwana, mas mustika, lele mutiara, patin perkasa, gurame bima menjadi komoditas perikanan yang dapat dibudidayakan di masyarakat," kata Kusdiantoro.
Melalui pelatihan ini, pihaknya pun berharap agar masyarakat Papua dapat memiliki peluang baru dalam dunia usaha yang dapat menambah penghasilan rumah tangga sehingga dapat memberikan daya dukung yang besar bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Pelatihan tersebut dilakukan melalui Pusat Pelatihan dan Penyuluhan KP dan Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan Ambon, bersinergi dengan Anggota Komisi IV DPR RI Dapil Provinsi Papua, Sulaeman L. Hamzah.
Sulaeman L. Hamzah, menerangkan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk menjaga kelestarian ikan endemik Danau Sentani melalui budidaya perikanan.
Di samping itu, pihaknya juga berharap pelatihan ini dapat meningkatkan hasil budidaya ikan air tawar masyarakat Papua, yang saat ini terkendala kurangnya pakan karena minimnya keahlian, sehingga membuat ikan yang dibudidayakan tumbuh stagnan.
"Pelatihan ini harus menjadi solusi pertumbuhan budidaya perikanan air tawar di Papua, sehingga ikan air tawar tidak hanya dapat dinikmati oleh masyarakat yang tinggal dekat Danau Sentani, tetapi juga masyarakat yang berada di pegunungan," ucap Sulaeman.
Apalagi, ia menuturkan bahwa kenaikan produksi budidaya ikan dalam kolam air tawar cukup pesat yaitu berkisar 11 persen setiap tahun, yang menunjukkan ada gairah besar di masyarakat untuk mengembangkan usaha budidaya ikan air tawar.