Manado (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kediri, Jawa Timur mengimbau warga untuk berhati-hati dengan ular, mengingat tim sebelumnya telah mengevakuasi satu induk ular piton serta puluhan ekor anaknya.
"Memang musim pancaroba ini peralihan dari kemarau ke penghujan ular waktunya menetas. Kami imbau warga waspada," kata Operator Unit Reaksi Cepat BPBD Kota Kediri Jaenal Arifin di Kediri, Jumat.
Pihaknya telah mengevakuasi induk ular piton dengan panjang sekitar 4 meter serta anak-anaknya di Kelurahan Manisrenggo, Kota Kediri. Dimungkinkan anak-anak itu baru menetas, sebab kondisinya masih hangat. Panjang anak ular itu sekitar 0,5 meter dengan jumlah sekitar 30 ekor.
Proses evakuasi dilakukan petugas gabungan BPBD Kota Kediri dengan PMK (petugas pemadam kebakaran/ damkar) Kota Kediri pada Kamis (4/11) sore. Saat proses evakuasi, petugas juga sempat terkendala medan. Lokasi ular piton itu berada di celah pohon bambu dan rumput yang rimbun.
Selain itu, saat hendak menangkap ular-ular itu, hendak melarikan diri. Namun, petugas dengan sigap mengamankan seluruh ular tersebut. Saat ini, seluruh ular itu sudah diamankan di BKSDA Kabupaten Kediri untuk perawatan.
"Sudah dibawa ke BKSDA Banyakan. Anaknya itu baru menetas, mungkin satu hari atau baru lima menit lahir," kata dia.
Ia juga mengatakan, sebelumnya warga juga mengadukan beberapa ternak mereka seperti ayam hilang begitu saja. Warga sempat menduga dimakan ular, namun warga belum mengetahui bentuknya.
Begitu warga mengetahui ada ular besar di lokasi dekat bambu, warga langsung melapor dan tim ke lokasi untuk melakukan evakuasi.
Pihaknya juga mengatakan, lokasi itu memang rawan ular tinggal. Biasanya, ular memilih lokasi dekat dengan air dan tempat yang rimbun seperti pohon bambu.
"Menurut kami sudah di habitatnya, dekat dengan Sungai Brantas dan rumpun bambu. Namun, kan ada populasi manusia banyak, jadi warga khawatir," kata dia.
Pihaknya juga meminta warga segera melapor jika ada temuan ular lagi. Nantinya, petugas segera ke lokasi untuk melakukan proses pencarian dan evakuasi. (*)
"Memang musim pancaroba ini peralihan dari kemarau ke penghujan ular waktunya menetas. Kami imbau warga waspada," kata Operator Unit Reaksi Cepat BPBD Kota Kediri Jaenal Arifin di Kediri, Jumat.
Pihaknya telah mengevakuasi induk ular piton dengan panjang sekitar 4 meter serta anak-anaknya di Kelurahan Manisrenggo, Kota Kediri. Dimungkinkan anak-anak itu baru menetas, sebab kondisinya masih hangat. Panjang anak ular itu sekitar 0,5 meter dengan jumlah sekitar 30 ekor.
Proses evakuasi dilakukan petugas gabungan BPBD Kota Kediri dengan PMK (petugas pemadam kebakaran/ damkar) Kota Kediri pada Kamis (4/11) sore. Saat proses evakuasi, petugas juga sempat terkendala medan. Lokasi ular piton itu berada di celah pohon bambu dan rumput yang rimbun.
Selain itu, saat hendak menangkap ular-ular itu, hendak melarikan diri. Namun, petugas dengan sigap mengamankan seluruh ular tersebut. Saat ini, seluruh ular itu sudah diamankan di BKSDA Kabupaten Kediri untuk perawatan.
"Sudah dibawa ke BKSDA Banyakan. Anaknya itu baru menetas, mungkin satu hari atau baru lima menit lahir," kata dia.
Ia juga mengatakan, sebelumnya warga juga mengadukan beberapa ternak mereka seperti ayam hilang begitu saja. Warga sempat menduga dimakan ular, namun warga belum mengetahui bentuknya.
Begitu warga mengetahui ada ular besar di lokasi dekat bambu, warga langsung melapor dan tim ke lokasi untuk melakukan evakuasi.
Pihaknya juga mengatakan, lokasi itu memang rawan ular tinggal. Biasanya, ular memilih lokasi dekat dengan air dan tempat yang rimbun seperti pohon bambu.
"Menurut kami sudah di habitatnya, dekat dengan Sungai Brantas dan rumpun bambu. Namun, kan ada populasi manusia banyak, jadi warga khawatir," kata dia.
Pihaknya juga meminta warga segera melapor jika ada temuan ular lagi. Nantinya, petugas segera ke lokasi untuk melakukan proses pencarian dan evakuasi. (*)