Surabaya, (Antara Sulut) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengaku akan memakai mobil listrik dua bulan lagi, bersamaan dengan selesainya mobil dibuat.
"Dua bulan lagi jadi dan saya akan memakainya. Jadi sampai sekarang masih menunggu," ujarnya kepada wartawan di sela peluncuran novel "Sepatu Dahlan" di Surabaya, Minggu.
Sebanyak empat unit mobil listrik dari empat penemu sama-sama dijadwalkan selesai dua bulan lagi atau sekitar pertengahan Juli 2012. Dari ke empat mobil tersebut, Dahlan Iskan mengaku akan memilih salah satu untuk digunakan.
Mobil-mobil tersebut, lanjut dia, masih sebagai contoh dan belum akan diproduksi secara massal. Sebab semua harus melewati pembahasan dan diskusi untuk bisa memproduksi massal.
"Kami akan pikirkan dan membahasnya dengan melakukan diskusi, termasuk untuk dijadikan sebagai mobil nasional. Saya akan memakainya dulu, kemudian didiskusikan bersama," tutur mantan Direktur Utama PLN tersebut.
Pengerjaan mobil listrik itu dilakukan oleh empat orang yang memiliki latar belakang keahlian di bidang mobil. Mereka masing-masing Dasep, yang berasal dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Ia ahli mesin presisi dan sudah berpengalaman mengerjakan perusahaan besar.
Kedua, Danet Suryatama, sarjana Institut Teknologi Sosial TS dan pernah bersekolah lagi di Michigan. Ia juga sudah 10 tahun bekerja di perusahaan mobil terkenal di Amerika, Chrisler.
Ketiga yakni Mario yang merupakan lulusan ITB dan pernah sekolah di Inggris. Ia juga sudah mempunyai prototype untuk motor dan mobil. Terakhir adalah Rafi, seorang ahli micro turbin dan motor.
Sebelumnya, dalam sebuah kesempatan, Dahlan Iskan sudah mengumumkan rencana pembuatan mobil nasional dengan tenaga listrik. Hal itu dilakukan sebagai upaya mengurangi penggunaan bahan bakar minyak (BBM).
"Saya ingin BUMN melahirkan mobil nasional, tapi mobil listrik. Konsepnya tidak pakai BBM, tapi listrik. Karena kalau tidak ada usaha mengurangi pemakaian BBM, akan heboh begini terus," kata Dahlan.
Menurut dia, mobil dengan tenaga listrik sudah sangat diperlukan, mengingat jumlah mobil di Indonesia semakin banyak. Sementara itu, persediaan BBM semakin berkurang. @antarasulutcom.