Manado (ANTARA) - Pemerintah Indonesia mempertegas peran dalam diplomasi lingkungan untuk menghapus penggunaan merkuri dengan menjadi tuan rumah dari Konferensi Para Pihak ke-4 (COP-4) Konvensi Minamata tentang Merkuri.

Menurut Dirjen Pengelolaan Sampah Limbah, Bahan Beracun dan Berbahaya (PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Rosa Vivien Ratnawati, komitmen  pengurangan dan penanganan merkuri itu dibutuhkan juga dengan peran diplomasi lingkungan hidup di tingkat global.



"Jadi kita mau menunjukkan bahwa Indonesia mampu dan Indonesia berperan dalam diplomasi tingkat global," kata Vivien dalam konferensi pers tentang Pembukaan COP-4 secara virtual diikuti di Jakarta pada Selasa.

Selain itu, Presiden COP-4 itu juga mengatakan bahwa dengan menjadi tuan rumah maka memperlihatkan kepada dunia bahwa Indonesia serius dalam menangani berbagai permasalahan yang disebabkan oleh merkuri.



Dengan terpilihnya menjadi tuan rumah konferensi yang diadakan pada 1-5 November dan 21-25 Maret 2021 itu juga menjadi salah satu wujud pengakuan internasional akan capaian pengurangan dan penghapusan merkuri yang dilakukan oleh Indonesia.

Menurut Vivien, merkuri di Tanah Air berhasil diturunkan 374,4 kg di sektor industri lampu dan baterai. Sementara di sektor energi, secara khusus pembangkit listrik tenaga uap, telah berhasil dikurangi 710 kg.



Di sektor kesehatan telah berhasil dikurangi sekitar 4.700 kg merkuri dan pertambangan emas skala kecil (PESK) yang berhasil dikurangi 12,4 ton.

"Yang lain adalah mengukuhkan kepemimpinan Indonesia dalam menyelesaikan persoalan lingkungan secara global," jelas Vivien.
 

Pewarta : Prisca Triferna Violleta
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024