Manado, (Antara Sulut) - Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara melakukan observasi terhadap dua bocah terduga flu burung di Desa Kanonang, Kecamatan Kawangkoan, Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara.

"Memang ada dua bocah yang berumur tiga tahun dan 12 tahun, tapi keduanya sudah minta pulang ke kampungnya. Kami masih melakukan observasi untuk melihat perkembangan lanjutannya," kata Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Diskes Provinsi Sulawesi Utara, dr Jemmy Lampus, di Manado, Jumat.

Dia mengatakan, kedua bocah tersebut diobservasi setelah hewan unggas di sekitarnya mati mendadak dan terduga mengalami demam.

Namun, setelah dirujuk ke rumah sakit Prof Kandouw, Malalayang, Kota Manado, keduanya tidak menunjukkan tanda-tanda mengalami kriteria sebagai penderita flu burung.

"Tapi kami akan terus mengobservasi perkembangannya. Kami khawatir jangan-jangan gejalanya nanti muncul beberapa hari setelah peristiwa mati mendadak unggas di lokasi kejadian," katanya.

Ia mengatakan, tanda-tanda bila flu burung menular pada manusia yaitu panas atau demam dengan suhu tubuh terduga di atas 38 derajat celsius, terjadi batuk, serta sesak napas.

"Bila sudah demikian, korban akan diperiksa dan diisolasi, kemudian dilakukan penanganan sesuai dengan prosedur tetap sampai dengan pemberia tamiflu. Sekarang, kami masih menunggu hasil observasi lanjutan terhadap terduga," katanya.

Dia menjelaskan, pasca-mati mendadak unggas, maka instansi terkait melakukan langkah pencegahan sehingga tidak terjadi penularan yang semakin meluas.

"Dinas Peternakan sudah melakukan langkah lanjutan, termasuk melakukan pemusnahan terhadap unggas milik warga dan menutup pintu masuk dan keluar lalu lintas perdagangan unggas," katanya.

(T.A034/B/E011/E011) 20-01-2012 16:59:30

Pewarta : Karel Polakitan
Editor : Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2024