Manado, (Antara Sulut) - Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Syarikat Islam Manado peringati meninggalnya (Haul) Pahlawan nasional dan tokoh pergerakan Syarikat islam Indonesia, Raden Haji Oemar Said (HOS) Tjkokroaminoto ke 77 tahun 2011 di Masjid Al Ghufron, Kelurahan Malendeng, Kecamatan Tikala, Manado, Sulawesi Utara.
Peringatan Haul yang diawali sholat Isyah berjamaah, dilanjutkan pembacaan Do’a Tahlilan yang berlangsung khidmat dipimpin imam masjid Al Ghufron, H. Niko Karim, diikuti pengurus cabang SI Manado , pengurus ranting SI sembilan kecamatan, simpatisan serta jamaah muslim lain yang diakhiri Tauziah oleh Ustadz H. Husain Pedju.
Ketua DPC SI Manado, H. Machmud Turuis, SE dalam sambutan mengatakan, setiap tahun SI Manado melakukan peringatan Haul terhadap tokoh dan pejuang nasional HOS Tjokroaminoto, sekaligus untuk mengenang kembali jasa-jasa yang telah diberikan untuk nusa dan bangsa Indonesia ini.
“Hanya bangsa yang besarlah yang dapat menghargai jasa-jasa para pahlawan dan SI Manado adalah satu satu dari sekian banyaknya organisasi yang menghargai perjuangan para pendahulunyaâ€, kata Turuis dihadapan ratusan umat yang memadati masjid tersebut.
HOS Tjokroaminoto telah meletakan tonggak sejarah perjuangan dalam merebut kemerdekaan melawan segala bentuk penindasan terutama dibidang ekonomi dengan mempelopori berdirinya organisasi Islam bernama Sarekat Dagaing Ilsma (SDI) sebagai cikal bakalnya Syarikat Islam sekarang ini.
“Maka kami sebagai penerus perjuangan almarhum bertekad akan memberantas segala bentuk penindasan berupa kemiskinan, keterbelakangan dan kebodohan dengan mengeksiskan SI kedepan yang lebih baik lagiâ€, tegas salah satu bankkir di Sulut itu.
Menurut dia, banyak pelajaran yang diberikan oleh almarhum untuk diteruskan oleh generasi muda islam yang tentunya dengan kerja nyata dalam membantu kaum yang lemah dengan memberikan dan menyokong kemudahan ekonomi dan pemberantasan kebodohan.
“Inilah yang ditinggalkan oleh almarhum HOS Tjokroaminoto untuk diteruskan oleh segenap warga SI dimana saja dia beradaâ€, tandasnya.
Hal senada diungkap Sekretaris SI Manado, Hrdjan Tauwabah yang mengatakan, sekarang ini SI Manado sedang menyusun program bagi kemaslahatan umat dan masyarakat pada umumnya sehingga kedepan gaung SI lebih dikenal, terutama perjuangannya untuk mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia.
HOS Tjokroaminoto merupakan salah satu pahlawan pergerakan nasional. Beliau adalah pemimpin organisasi Sarekat Islam (SI) yang pada awalnya bernama Sarekat Dagang Islam (SDI). Beliau bergabung dengan SI pada bulan Mei 1912. Ia banyak berjasa dalam meningkatkan kesadaran dan nasionalisme Bangsa Indonesia. Kiprahnya di Sarekat Islam juga banyak mengilhami generasi sesudahnya.
Selain mengorbankan semangat kebangsaan beliau juga berjuang meningkatkan harkat dan martabat kaum pribumi dibidang perekonomian.
Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto lahir di Ponorogo, Jawa Timur, 6 Agustus 1882 dan meninggal di Yogyakarta pada 17 Desember 1934 dalam usia 52 tahun setelah jatuh sakit seusai mengikuti Kongres SI di Banjarmasin, almarhum dimakamkan di TMP Pekuncen, Yogyakarta.
Tjokroaminoto adalah anak kedua dari 12 bersaudara dari ayah bernama R.M. Tjokroamiseno, salah seorang pejabat pemerintahan pada saat itu. Kakeknya, R.M. Adipati Tjokronegoro, pernah juga menjabat sebagai bupati Ponorogo, jelas Sekreataris SI Manado, Herdjan Tauwabah.
Peringatan Haul yang diawali sholat Isyah berjamaah, dilanjutkan pembacaan Do’a Tahlilan yang berlangsung khidmat dipimpin imam masjid Al Ghufron, H. Niko Karim, diikuti pengurus cabang SI Manado , pengurus ranting SI sembilan kecamatan, simpatisan serta jamaah muslim lain yang diakhiri Tauziah oleh Ustadz H. Husain Pedju.
Ketua DPC SI Manado, H. Machmud Turuis, SE dalam sambutan mengatakan, setiap tahun SI Manado melakukan peringatan Haul terhadap tokoh dan pejuang nasional HOS Tjokroaminoto, sekaligus untuk mengenang kembali jasa-jasa yang telah diberikan untuk nusa dan bangsa Indonesia ini.
“Hanya bangsa yang besarlah yang dapat menghargai jasa-jasa para pahlawan dan SI Manado adalah satu satu dari sekian banyaknya organisasi yang menghargai perjuangan para pendahulunyaâ€, kata Turuis dihadapan ratusan umat yang memadati masjid tersebut.
HOS Tjokroaminoto telah meletakan tonggak sejarah perjuangan dalam merebut kemerdekaan melawan segala bentuk penindasan terutama dibidang ekonomi dengan mempelopori berdirinya organisasi Islam bernama Sarekat Dagaing Ilsma (SDI) sebagai cikal bakalnya Syarikat Islam sekarang ini.
“Maka kami sebagai penerus perjuangan almarhum bertekad akan memberantas segala bentuk penindasan berupa kemiskinan, keterbelakangan dan kebodohan dengan mengeksiskan SI kedepan yang lebih baik lagiâ€, tegas salah satu bankkir di Sulut itu.
Menurut dia, banyak pelajaran yang diberikan oleh almarhum untuk diteruskan oleh generasi muda islam yang tentunya dengan kerja nyata dalam membantu kaum yang lemah dengan memberikan dan menyokong kemudahan ekonomi dan pemberantasan kebodohan.
“Inilah yang ditinggalkan oleh almarhum HOS Tjokroaminoto untuk diteruskan oleh segenap warga SI dimana saja dia beradaâ€, tandasnya.
Hal senada diungkap Sekretaris SI Manado, Hrdjan Tauwabah yang mengatakan, sekarang ini SI Manado sedang menyusun program bagi kemaslahatan umat dan masyarakat pada umumnya sehingga kedepan gaung SI lebih dikenal, terutama perjuangannya untuk mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia.
HOS Tjokroaminoto merupakan salah satu pahlawan pergerakan nasional. Beliau adalah pemimpin organisasi Sarekat Islam (SI) yang pada awalnya bernama Sarekat Dagang Islam (SDI). Beliau bergabung dengan SI pada bulan Mei 1912. Ia banyak berjasa dalam meningkatkan kesadaran dan nasionalisme Bangsa Indonesia. Kiprahnya di Sarekat Islam juga banyak mengilhami generasi sesudahnya.
Selain mengorbankan semangat kebangsaan beliau juga berjuang meningkatkan harkat dan martabat kaum pribumi dibidang perekonomian.
Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto lahir di Ponorogo, Jawa Timur, 6 Agustus 1882 dan meninggal di Yogyakarta pada 17 Desember 1934 dalam usia 52 tahun setelah jatuh sakit seusai mengikuti Kongres SI di Banjarmasin, almarhum dimakamkan di TMP Pekuncen, Yogyakarta.
Tjokroaminoto adalah anak kedua dari 12 bersaudara dari ayah bernama R.M. Tjokroamiseno, salah seorang pejabat pemerintahan pada saat itu. Kakeknya, R.M. Adipati Tjokronegoro, pernah juga menjabat sebagai bupati Ponorogo, jelas Sekreataris SI Manado, Herdjan Tauwabah.