Manado, 1/12(Antara Sulut) - Bank Indonesia(BI) Manado dengan Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertanak) serta Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Utara(Sulut) menandatangani nota kesepahaman (MoU) pengembangan klaster kentang di kawasan Modoinding-Modayag dan Passi (Modassi).
"Kerja sama tiga instansi ini dalam upaya mengembangkan kentang kawasan Modassi berlokasi di tiga kabupaten yakni Minahasa Selatan, Bolaang Mongondow dan Bolaang Mongondow Timur sehingga mampu berproduksi lebih tinggi, serta pemasaran lebih luas hingga tembus pasar ekspor," kata Pemimpin Bank Indonesia (BI) Manado, Ramlan Ginting di Manado, Kamis.
Ramlan mengatakan, kerja sama pengembangan klaster kentang ini untuk jangka waktu hingga 2015, atau sampai produk ini mampu menembus pasar ekspor.
Kepala Dispertanak Sulut, Johanis Panelewen mengatakan, kawasan Modassi telah ditetapkan sebagai kawasan pengembangan kentang di Provinsi Sulut, memiliki luas areal 22.860 hektare dari jumlah tersebut yang sudah dimanfaatkan baru sekitar 16 ribu Ha.
"Kita ingin meningkatkan produksi kentang dari hanya sekitar 20 ton per Ha menjadi 30 ton di semua areal potesi 22.860 Ha, sehingga mampu penuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor, dan ini optimis tercapai bila tercipta sinergitas dalam pengembangan klaster jagung ini," kata Johanis.
Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPPT) Sulut, Bahtiar mengatakan, guna mendukung keberhasilan pengembangan klaster kentang di kawasan Modassi, maka pihaknya siap memberdayakan dari sisi teknologi.
"Teknologi termasuk diantaranya penyediaan benih berkualitas baik dengan produksi tinggi," kata Bahtiar.
Tanaman kentang merupakan komoditas unggulan Sulut yang telah memberi kontribusi besar terhadap produksi kentang nasional dan berpeluang berkembang lebih luas lagi, bila potensi areal dan produktivitas mampu dioptimalkan.
Produksi kentang kawasan Modassi hingga sekarang sudah mampu mencapai 12 persen dari total produksi kentang nasional.