Manado, (Antara Sulut) - Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Provinsi Sulawesi Utara, Parlindungan Tampibolon mengatakan perairan Kabupaten Talaud tergolong berbahaya menjelang akhir tahun.

"Kalau dibandingkan dengan tinggi gelombang di perairan Sitaro dan Sangihe, perairan Kabupaten Talaud jauh lebih rawan. Biasanya tinggi gelombang akan naik di saat-saat akhir tahun dan mencapai di atas dua meter," kata Kepala Dishubkominfo Provinsi Sulut, Parlindungan Tampubolon di Manado, Sabtu.

Karena itu, dikatakan Tampubolon, operator kapal laut dan penumpang harus lebih pintar membaca kondisi cuaca yang sewaktu-waktu bisa berubah ekstrim.

Dia mencontohkan, saat berangkat dari pelabuhan Manado cuaca dalam keadaan normal. Tapi ketika dalam perjalanan hanya satu atau dua jam, cuaca terjadi perubahan drastis.

"Kalau cuaca tiba-tiba terjadi seperti ini, pelayaran jangan dipaksakan. Masih lebih baik mencari tempat berlindung dan lebih mengutamakan keselamatan penumpang," katanya.

Hal lainnya yang harus diperhatikan, kata Tampubolon adalah standar kelayakan kapal saat melakukan pelayaran. Bodi kapal, pelampung dan alat komunikasi jangan diabaikan operator kapal.

"Yang utama adalah jangan membawa penumpang atau barang melebihi kapasitas muat. Karena di beberapa kejadian selama pelayaran yang mengakibatkan kecelakaan terkadang akibat penumpang dan barang yang dimuat sudah melebihi kapasitas," harapnya.

Dishubkominfo, kata Tampubolon, terus melakukan koordinasi dengan administrator pelabuhan atau kantor pelabuhan dengan melakukan pertemuan rutin.

Agenda koordinasi, ujar dia, erat kaitannya dengan keselamatan pelayaran selama memasuki bulan November dan Desember yang biasanya sering diiringi dengan tinggi gelombang perairan laut di Kabupaten Talaud.

"Biasanya tujuh hari sebelum hari raya aktivitas pelayaran menuju Kabupaten Sitaro, Kabupaten Sangihe dan Talaud akan meningkat. Rata-rata warga kepulauan yang bekerja atau menuntut ilmu di Sulawesi Utara dan daerah lainnya pulang kampung," kata Tampubolon.

Tingginya arus penumpang, ujar dia, sangat berisiko bila melakukan pelayaran di saat gelombang laut bergelora.

"Biasanya administrator pelabuhan Manado dan Bitung akan melarang melakukan pelayaran bila kondisi laut sangat berbahaya di atas tiga meter. Kami juga terus membuka komunikasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika berkaitan dengan kondisi cuaca," katanya. 

Pewarta : Karel Polakitan
Editor : Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2024