Manado, (Antara News) - Komisi Penanggulangan Aids (KPA) nasional menghimbau kepada pemilik lokasi hiburan malam di Sulut, wajib menghadirkan otlet kondom sebagai bentuk antisipasi penyebaran HIV/Aids.

"Kami tahu banyak lokasi hiburan malam sering terjadi transaksi seks, sehingga perlu diantisipasi dengan pencegahan kondom," kata Deputi Program KPA Nasional Dr Vonny Silvanus, belum lama ini.

Beberapa tempat hiburan malam seperti pub, night club dan sebagainya, banyak mengabaikan upaya pencegahan seks bebas, terutama bagaimana cara untuk menghindari penyebaran penyakit HIV/Aids yang sudah berada di Sulut ini.

Berdasarkan data penderita HIV/AIDS di Sulut yang bersumber dari KPA Provinsi Sulut, ada sebanyak 809 orang positif menderita penyakit menular melalui hubungan darah itu, sementara yang sudah meninggal hingga tahun 2011 sebanyak 117 orang.

KPA Sulut sudah mendata ada sekitar 43 ribu orang pelanggan seks di 15 kabupaten dan kota, bisa saja berpotensi kena penyakit itu karena berupaya mendapatkan kepuasan seks ke pekerja seks dan sebagainya. 

"Apa susahnya para penjajah seks membeli kondom dengan harga Rp1000 per lembar dengan dibandingkan membayar PSK sekitar Rp250 ribu hingga Rp500 ribu per sekali main," ujarnya.

Wakil Sekretaris KPA Sulut Masry Paturusi mengatakan, kesadaran masyarakat terhadap pencegahan HIV/Aids di Sulut memang masih kurang, dan ini banyak ditemui di tempat-tempat hiburan malam.

Lokasi-lokasi populasi kunci seperti night club dan pub masih enggan bersikap terbuka terhadap penanggulangan HIV/Aids, karena tidak mau bekerja sama menginformasi pekerjaannya serta enggan mengadakan outlet kondom.

"Memang tidak semua lokasi hiburan malam di Manado yang enggan kerja sama, karena masih ada juga yang sudah buat komitmen dengan KPA untuk penanggulangan HIV/Aids, yakni sebanyak 14 dari 30 pub yang ada," jelasnya.

Diperkirakan saat ini di Kota Manado ada sekitar 250 wanita pekerja seks yang tersebar di 30 pub, cafe dan night club, dan mereka itu harus diawasi atau dikontrol dengan optimal karena masuk pupolasi beresiko. 

Pewarta :
Editor : Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2024